Senin, 11 Maret 2013

CATATAN SEDIH SEORANG B.J HABIBIE

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Pada usianya 74 tahun, mantan Presiden RI, BJ Habibie secara mendadak mengunjungi fasilitas Garuda Indonesia didampingi oleh putra sulung, Ilham Habibie dan kepona kannya, Adri Subono, juragan Java Musikindo. Kunjungan beliau dan rombongan disambut oleh President & CEO, Bapak Emirsyah Satar disertai seluruh Direksi dan para VP serta Area Manager yang sedang berada di Jakarta. Dalam kunjungan ini, diputar video mengenai Garuda Indonesia Experience dan presentasi perjalanan kinerja Garuda Indonesia sejak tahun 2005 hingga tahun 2015 menuju Quantum Leap. Sebagai “balasan” pak Habibie memutarkan video tentang penerbangan perdana N250 di landasan bandara Husein Sastranegara, IPTN Bandung tahun 1995 (tujuh belas tahun yang lalu!). Entah, apa pasalnya dengan memutar video ini? Video N250 bernama Gatotkaca terlihat roll-out kemudian tinggal landas secara mulus di-escort oleh satu pesawat latih dan sebuah pesawat N235. Pesawat N250 jenis Turboprop dan teknologi glass cockpit dengan kapasitas 50 penumpang terus mengudara di angkasa Bandung. Dalam video tsb, tampak hadirin yang menyaksikan di pelataran parkir, antara lain Presiden RI Bapak Soeharto dan ibu, Wapres RI bapak Soedarmono, para Menteri dan para pejabat teras Indonesia serta para teknisi IPTN. Semua bertepuk tangan dan mengumbar senyum kebanggaan atas keberhasilan kinerja N250. Bapak Presiden kemudian berbincang melalui radio komunikasi dengan pilot N250 yang di udara, terlihat pak Habibie mencoba mendekatkan telinganya di headset yang dipergunakan oleh Presiden Soeharto karena ingin ikut mendengar dengan pilot N250. N250 sang Gatotkaca kembali pangkalan setelah melakukan pendaratan mulus di landasan……………… Di hadapan kami, BJ Habibie yang berusia 74 tahun menyampaikan cerita yang lebih kurang sbb: “Dik, anda tahu…………..saya ini lulus SMA tahun 1954!” beliau membuka pembicaraan dengan gayanya yang khas penuh semangat dan memanggil semua hadirin dengan kata “Dik” kemudian secara lancar beliau melanjutkan…………….. “Presiden Soekarno, Bapak Proklamator RI, orator paling unggul, …….itu sebenarnya memiliki visi yang luar biasa cemerlang! Ia adalah Penyambung Lidah Rakyat! Ia tahu persis sebagai Insinyur………Indonesia dengan geografis ribuan pulau, memerlukan penguasaan Teknologi yang berwawasan nasional yakni Teknologi Maritim dan Teknologi Dirgantara. Kala itu, tak ada ITB dan tak ada UI. Para pelajar SMA unggulan berbondong-bondong disekolahkan oleh Presiden Soekarno ke luar negeri untuk menimba ilmu teknologi Maritim dan teknologi dirgantara. Saya adalah rombongan kedua diantara ratusan pelajar SMA yang secara khusus dikirim ke berbagai negara. Pendidikan kami di luar negeri itu bukan pendidikan kursus kilat tapi sekolah bertahun-tahun sambil bekerja praktek. Sejak awal saya hanya tertarik dengan ‘how to build commercial aircraft’ bagi Indonesia. Jadi sebenarnya Pak Soeharto, Presiden RI kedua hanya melanjutkan saja program itu, beliau juga bukan pencetus ide penerapan ‘teknologi’ berwawasan nasional di Indonesia. Lantas kita bangun perusahaan-perusahaan strategis, ada PT PAL dan salah satunya adalah IPTN”. “Sekarang Dik,…………anda semua lihat sendiri…………..N250 itu bukan pesawat asal-asalan dibikin! Pesawat itu sudah terbang tanpa mengalami ‘Dutch Roll’ (istilah penerbangan untuk pesawat yang ‘oleng’) berlebihan, tenologi pesawat itu sangat canggih dan dipersiapkan untuk 30 tahun kedepan, diperlukan waktu 5 tahun untuk melengkapi desain awal, satu-satunya pesawat turboprop di dunia yang mempergunakan teknologi ‘Fly by Wire’ bahkan sampai hari ini. Rakyat dan negara kita ini membutuhkan itu! Pesawat itu sudah terbang 900 jam (saya lupa persisnya 900 atau 1900 jam) dan selangkah lagi masuk program sertifikasi FAA. IPTN membangun khusus pabrik pesawat N250 di Amerika dan Eropa untuk pasar negara-negara itu.Namun, orang Indonesia selalu saja gemar bersikap sinis dan mengejek diri sendiri ‘apa mungkin orang Indonesia bikin pesawat terbang?” Tiba-tiba, Presiden memutuskan agar IPTN ditutup dan begitu pula dengan industri strategis lainnya. “Dik tahu…………….di dunia ini hanya 3 negara yang menutup industri strategisnya, satu Jerman karena trauma dengan Nazi, lalu Cina (?) dan Indonesia………….” “Sekarang, semua tenaga ahli teknologi Indonesia terpaksa diusir dari negeri sendiri dan mereka bertebaran di berbagai negara, khususnya pabrik pesawat di Bazil, Canada, Amerika dan Eropa…………….” “Hati siapa yang tidak sakit menyaksikan itu semua…………………?” “Saya bilang ke Presiden, kasih saya uang 500 juta Dollar dan N250 akan menjadi pesawat yang terhebat yang mengalahkan ATR, Bombardier, Dornier, Embraer dll dan kita tak perlu tergantung dengan negara manapun”. “Tapi keputusan telah diambil dan para karyawan IPTN yang berjumlah 16 ribu harus mengais rejeki di negeri orang dan gilanya lagi kita yang beli pesawat negara mereka!” Pak Habibie menghela nafas………………….. *** Ini pandangan saya mengenai cerita pak Habibie di atas; Sekitar tahun 1995, saya ditugaskan oleh Manager Operasi (JKTOF) kala itu, Capt. Susatyawanto untuk masuk sebagai salah satu anggota tim Airline Working Group di IPTN dalam kaitan produksi pesawat jet sekelas B737 yang dikenal sebagai N2130 (kapasitas 130 penumpang). Saya bersyukur, akhirnya ditunjuk sebagai Co-Chairman Preliminary Flight Deck Design N2130 yang langsung bekerja dibawah kepala proyek N2130 adalah Ilham Habibie. Kala itu N250 sedang uji coba terus-menerus oleh penerbang test pilot (almarhum) Erwin. Saya turut mendesain rancang-bangun kokpit N2130 yang serba canggih berdasarkan pengetahuan teknis saat menerbangkan McDonnel Douglas MD11. Kokpit N2130 akan menjadi mirip MD11 dan merupakan kokpit pesawat pertama di dunia yang mempergunakan LCD pada panel instrumen (bukan CRT sebagaimana kita lihat sekarang yang ada di pesawat B737NG). Sebagian besar fungsi tampilan layar di kokpit juga mempergunakan “track ball atau touch pad” sebagaimana kita lihat di laptop. N2130 juga merupakan pesawat jet single aisle dengan head room yang sangat besar yang memungkinkan penumpang memasuki tempat duduk tanpa perlu membungkukkan badan. Selain high speed sub-sonic, N2130 juga sangat efisien bahan bakar karena mempergunakan winglet, jauh sebelum winglet dipergunakan di beberapa pesawat generasi masa kini. Saya juga pernah menguji coba simulator N250 yang masih prototipe pertama…………….. N2130 narrow body jet engine dan N250 twin turboprop, keduanya sangat handal dan canggih kala itu………bahkan hingga kini. Lamunan saya ini, berkecamuk di dalam kepala manakala pak Habibie bercerita soal N250, saya memiliki kekecewaan yang yang sama dengan beliau, seandainya N2130 benar-benar lahir………….kita tak perlu susah-susah membeli B737 atau Airbus 320. *** Pak Habibie melanjutkan pembicaraannya……………….. “Hal yang sama terjadi pada prototipe pesawat jet twin engines narrow body, itu saya tunjuk Ilham sebagai Kepala Proyek N2130. Ia bukan karena anak Habibie, tapi Ilham ini memang sekolah khusus mengenai manufakturing pesawat terbang, kalau saya sebenarnya hanya ahli dalam bidang metalurgi pesawat terbang. Kalau saja N2130 diteruskan, kita semua tak perlu tergantung dari Boeing dan Airbus untuk membangun jembatan udara di Indonesia”. “Dik, dalam industri apapun kuncinya itu hanya satu QCD, Q itu Quality, Dik, anda harus buat segala sesuatunya berkualitas tinggi dan konsisten? C itu Cost, Dik, tekan harga serendah mungkin agar mampu bersaing dengan produsen sejenis? D itu Delivery, biasakan semua produksi dan outcome berkualitas tinggi dengan biaya paling efisien dan disampaikan tepat waktu!Itu saja!” Pak Habibie melanjutkan penjelasan tentang QCD sbb: “Kalau saya upamakan, Q itu nilainya 1, C nilainya juga 1 lantas D nilainya 1 pula, jika dijumlah maka menjadi 3. Tapi cara kerja QCD tidak begitu Dik………….organisasi itu bekerja saling sinergi sehingga yang namanya QCD itu bisa menjadi 300 atau 3000 atau bahkan 30.000 sangat tergantung bagaimana anda semua mengerjakannya, bekerjanya harus pakai hati Dik………………” Tiba-tiba, pak Habibie seperti merenung sejenak mengingat-ingat sesuatu ……………………… “Dik, ……….saya ini memulai segala sesuatunya dari bawah, sampai saya ditunjuk menjadi Wakil Dirut perusahaan terkemuka di Jerman dan akhirnya menjadi Presiden RI, itu semua bukan kejadian tiba-tiba. Selama 48 tahun saya tidak pernah dipisahkan dengan Ainun, ………..ibu Ainun istri saya. Ia ikuti kemana saja saya pergi dengan penuh kasih sayang dan rasa sabar. Dik, kalian barangkali sudah biasa hidup terpisah dengan istri, you pergi dinas dan istri di rumah, tapi tidak dengan saya. Gini ya…………saya mau kasih informasi……….. Saya ini baru tahu bahwa ibu Ainun mengidap kanker hanya 3 hari sebelumnya, tak pernah ada tanda-tanda dan tak pernah ada keluhan keluar dari ibu……………………” Pak Habibie menghela nafas panjang dan tampak sekali ia sangat emosional serta mengalami luka hati yang mendalam…………… seisi ruangan hening dan turut serta larut dalam emosi kepedihan pak Habibie, apalagi aku tanpa terasa air mata mulai menggenang. Dengan suara bergetar dan setengah terisak pak Habibie melanjutkan…………………… “Dik, kalian tau……………..2 minggu setelah ditinggalkan ibu…………suatu hari, saya pakai piyama tanpa alas kaki dan berjalan mondar-mandir di ruang keluarga sendirian sambil memanggil-manggil nama ibu……… Ainun……… Ainun …………….. Ainun …………..saya mencari ibu di semua sudut rumah. Para dokter yang melihat perkembangan saya sepeninggal ibu berpendapat ‘Habibie bisa mati dalam waktu 3 bulan jika terus begini…………..’ mereka bilang ‘Kita (para dokter) harus tolong Habibie’. Para Dokter dari Jerman dan Indonesia berkumpul lalu saya diberinya 3 pilihan; 1. Pertama, saya harus dirawat, diberi obat khusus sampai saya dapat mandiri meneruskan hidup. Artinya saya ini gila dan harus dirawat di Rumah Sakit Jiwa! 2. Opsi kedua, para dokter akan mengunjungi saya di rumah, saya harus berkonsultasi terus-menerus dengan mereka dan saya harus mengkonsumsi obat khusus. Sama saja, artinya saya sudah gila dan harus diawasi terus…………… 3. Opsi ketiga, saya disuruh mereka untuk menuliskan apa saja mengenai Ainun, anggaplah saya bercerita dengan Ainun seolah ibu masih hidup. Saya pilih opsi yang ketiga……………………….” Tiba-tiba, pak Habibie seperti teringat sesuatu (kita yang biasa mendengarkan beliau juga pasti maklum bahwa gaya bicara pak Habibie seperti meloncat kesana-kemari dan kadang terputus karena proses berpikir beliau sepertinya lebih cepat dibandingkan kecepatan berbicara dalam menyampaikan sesuatu) …………………. ia melanjutkan pembicaraannya; “Dik, hari ini persis 600 hari saya ditinggal Ainun…………..dan hari ini persis 597 hari Garuda Indonesia menjemput dan memulangkan ibu Ainun dari Jerman ke tanah air Indonesia……. Saya tidak mau menyampaikan ucapan terima kasih melalui surat…………. saya menunggu hari baik, berminggu-minggu dan berbulan-bulan untuk mencari momen yang tepat guna menyampaikan isi hati saya. Hari ini didampingi anak saya Ilham dan keponakan saya, Adri maka saya, Habibie atas nama seluruh keluarga besar Habibie mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya, kalian, Garuda Indonesia telah mengirimkan sebuah Boeing B747-400 untuk menjemput kami di Jerman dan memulangkan ibu Ainun ke tanah air bahkan memakamkannya di Taman Makam Pahlawan. Sungguh suatu kehormatan besar bagi kami sekeluarga. Sekali lagi, saya mengucapkan terima kasih atas bantuan Garuda Indonesia” Seluruh hadirin terhenyak dan saya tak kuasa lagi membendung air mata………………………… Setelah jeda beberapa waktu, pak Habibie melanjutkan pembicaraannya; “Dik, sebegitu banyak ungkapan isi hati kepada Ainun, lalu beberapa kerabat menyarankan agar semua tulisan saya dibukukan saja, dan saya menyetujui………………… Buku itu sebenarnya bercerita tentang jalinan kasih antara dua anak manusia. Tak ada unsur kesukuan, agama, atau ras tertentu. Isi buku ini sangat universal, dengan muatan budaya nasional Indonesia. Sekarang buku ini atas permintaan banyak orang telah diterjemahkan ke beberapa bahasa, antara lain Inggris, Arab, Jepang….. (saya lupa persisnya, namun pak Habibie menyebut 4 atau 5 bahasa asing). Sayangnya buku ini hanya dijual di satu toko buku (pak Habibie menyebut nama satu toko buku besar), sudah dicetak 75.000 eksemplar dan langsung habis. Banyak orang yang ingin membaca buku ini tapi tak tahu dimana belinya. Beberapa orang di daerah di luar kota besar di Indonesia juga mengeluhkan dimana bisa beli buku ini di kota mereka. Dik, asal you tahu…………semua uang hasil penjualan buku ini tak satu rupiahpun untuk memperkaya Habibie atau keluarga Habibie. Semua uang hasil penjualan buku ini dimasukkan ke rekening Yayasan yang dibentuk oleh saya dan ibu Ainun untuk menyantuni orang cacat, salah satunya adalah para penyandang tuna netra. Kasihan mereka ini sesungguhnya bisa bekerja dengan nyaman jika bisa melihat. Saya berikan diskon 30% bagi pembeli buku yang jumlah besar bahkan saya tambahkan lagi diskon 10% bagi mereka karena saya tahu, mereka membeli banyak buku pasti untuk dijual kembali ke yang lain. Sekali lagi, buku ini kisah kasih universal anak manusia dari sejak tidak punya apa-apa sampai menjadi Presiden Republik Indonesia dan Ibu Negara. Isinya sangat inspiratif……………….” *** Saya menuliskan kembali pertemuan pak BJ Habibie dengan jajaran Garuda Indonesia karena banyak kisah inspiratif dari obrolan tersebut yang barangkali berguna bagi siapapun yang tidak sempat menghadiri pertemuan tsb. Sekaligus mohon maaf jika ada kekurangan penulisan disana-sini karena tulisan ini disusun berdasarkan ingatan tanpa catatan maupun rekaman apapun. https://fbcdn-sphotos-c-a.akamaihd.net/hphotos-ak-prn1/11900_569766396396668_109018710_n.jpg Read More..

Jumat, 08 Maret 2013

DEBAT ILMUAWAN ATHEIS DENGAN ABU HANIFAH r.a

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Dikisahkan ada sekelompok ilmuwan besar athéis bangsa Romawi, hendak beradu argumentasi dengan para ulama disebuah masjid. Tujuannya ingin menjatuhkan dan mempermalukan Islam dikalangannya sendiri. Setelah dilihatnya masjid telah dipenuhi orang banyak, naiklah salah seorang dari ilmuwan kafir itu keatas mimbar dan mulai menantang umat untuk berdebat soal keberadaan Allah. Sambil berusaha menguasai suasana, dengan kerendahan hati Abu Hanifah berkata, "Baiklah sekarang apa yang akan kita perdebatkan." Para ilmuwan kafir itu heran sekaligus kagum akan keberanian Abu Hanifah, karena beliau hanya sendiri, sementara mereka ada beberapa orang. Mulailah para athéis mengajukan pertanyaannya, yang dibagi dalam 6 kategori: .. 1. Kapan Allah ada? .. 2. Maksud Allah Menghadapkan WajahNya .. 3. Zat Allah SWT .. 4. Dimana Allah berada? .. 5. Takdir Allah SWT .. 6. Bukti Adanya Allah .. 1. KAPAN ALLAH ADA? Atheis: Pada tahun berapa Robbmu dilahirkan? Abu Hanifah: Allah berfirman: “Dia (Allah) tidak melahirkan dan tidak dilahirkan.” Atheis: Pada tahun berapa Dia berada? Abu Hanifah: Dia berada sebelum adanya sesuatu. Atheis: Tolong berikan contoh yang lebih jelas dari kenyataan! Abu Hanifah: Angka berapa sebelum angka empat? Atheis: Angka tiga Abu Hanifah: Angka berapa sebelum angka tiga? Atheis: Angka dua Abu Hanifah: Angka berapa sebelum angka dua? Atheis: Angka satu Abu Hanifah: Angka berapa sebelum angka satu? Atheis: Tidak ada angka (nol). Abu Hanifah: Kalau sebelum angka satu tidak ada angka lain yang mendahuluinya, kenapa kalian heran kalau sebelum Allah Yang Maha Satu yang hakiki, tidak ada yang mendahului-Nya? 2. MAKSUD ALLAH MENGHADAPKAN WAJAHNYA ..? Atheis: Kemana Robbmu menghadapkan wajahnya? Abu Hanifah: Kalau kalian membawa lampu di gelapnya malam, kemana lampu itu menghadapkan wajahnya? Atheis: Ke seluruh penjuru. Abu Hanifah: Kalau demikian halnya dengan lampu yang cuma buatan itu, bagaimana dengan Allah Ta′ala, Nur dari segala cahaya langit dan bumi? 3. ZAT ALLAH SWT ..? Atheis: Tunjukkan kepada kami tentang zat Robbmu, apakah ia benda padat seperti besi, atau cair seperti air, atau menguap seperti gas? Abu Hanifah: Pernahkah kalian mendampingi orang sakit yang akan meninggal? Atheis: Ya, pernah. Abu Hanifah: Semula ia berbicara dengan kalian dan menggerak-gerakan anggota tubuhnya. Lalu tiba-tiba diam dan tidak bergerak. Nah, apa yang menimbulkan perubahan itu? Atheis: Karena rohnya telah meninggalkan tubuhnya. Abu Hanifah: Apakah waktu keluarnya roh itu kalian masih ada disana? Atheis: Ya, kami masih ada Abu Hanifah: Ceritakanlah kepadaku, apakah rohnya itu benda padat, seperti besi, atau cair seperti air, atau menguap seperti gas? Atheis: Entahlahlah kami tidak tahu. Abu Hanifah: Kalau kalian tidak bisa mengetahui bagaimana zat maupun bentuk roh yang hanya sebuah mahluk, bagaimana kalian bisa memaksaku untuk mengutarakan zat Allah Ta′ala?!! 4. DIMANA ALLAH BERADA ..? Atheis: Dimana kira-kira Robbmu itu berada? Abu Hanifah: Kalau kami membawa segelas susu segar ke sini, apakah kalian yakin kalau dalam susu itu terdapat lemak? Atheis: Tentu. Abu Hanifah: Tolong perlihatkan padaku, dimana adanya lemak itu? Atheis: Membaur dalam seluruh bagian susu. Abu Hanifah: Kalau lemak yang termasuk mahluk itu, tidak mempunyai tempat khusus dalam susu tersebut, apakah layak kalian meminta kepadaku untuk menetapkan tempat Allah Ta′ala? 5. TAKDIR ALLAH SWT .. Atheis: Kalau segala sesuatu sudah ditakdirkan sebelum diciptakan, lalu apa kegiatan Robbmu kini? Abu Hanifah: Ada pekerjaanNya yang dijelaskan dan ada pula yang tidak dijelaskan. Atheis: Kalau orang masuk syurga ada awalnya, kenapa tidak ada akhirnya? Kenapa di syurga kekal selamanya? Abu Hanifah: Hitungan angka pun ada awalnya tapi tidak ada akhirnya. Atheis: Bagaimana kita bisa makan dan minum disyurga tanpa buang air besar dan kecil? Abu Hanifah: Kalian sudah mempraktekkannya ketika kalian berada di dalam perut ibu kalian. Hidup dan makan-minum selama sembilan bulan, akan tetapi tidak pernah buang air kecil dan besar disana. Baru kita lakukan hajat tersebut setelah keluar beberapa saat ke dunia. Atheis: Bagaimana kebaikan syurga akan bertambah dan tidak akan habis-habisnya jika dengan dinafkahkan? Abu Hanifah: Allah juga menciptakan sesuatu di dunia, yang bila dinafkahkan malah bertambah banyak, seperti ilmu. Semakin diberikan ilmu kita semakin berkembang dan tidak berkurang. 6. BUKTI ADANYA ALLAH ..? Atheis: Perlihatkan bukti keberadaan Robbmu kalau memang dia ada Abu Hanifah ra mengambil tanah liat, lalu dilemparkannya tanah liat itu ke kepala orang atheis itu . Para hadirin gelisah melihat peristiwa itu, khawatir terjadi keributan, tetapi Abu Hanifah menjelaskan bahwa hal ini dalam rangka untuk menjelaskan jawaban yang di minta kepadanya. Hal ini membuat orang atheis mengenyitkan dahi, Abu Hanifah: Apakah lemparan itu menimbulkan rasa sakit di kepala anda? Atheis: Ya, tentu saja. abu hanifah: Dimana letak sakitnya? Atheis: Ya, ada pada luka ini. Abu Hanifah: Tunjukkanlah padaku bahwa sakitnya itu memang ada, baru aku akan menunjukkan kepadamu dimana Robbku! Orang atheis itu tidak menjawab tentu saja tidak bisa menunjukkan rasa sakitnya, karena itu adalah suatu rasa dan ghaib tapi rasa sakit itu memang ada. Atheis: Baik dan buruk sudah ditakdirkan sejak awal, tetapi kenapa ada pahala dan siksa? Abu Hanifah: Kalau anda sudah mengerti bahwa baik dan buruk itu bagian dari takdir, mengapa anda kini menuntut aku agar di hukum karena melempar tanah liat ke dahi anda? Bukankah perbuatan itu bagian dari takdir? ... Akhir perdebatan itu para ilmuwan besar atheis tersebut masuk Islam di tangan Imam Abu Hanifah ra .. Subhanllah .. Allahu Akbar! ... Wallahu’alam bishshawab, .. Wabillahi Taufik Wal Hidayah, ... Salam Terkasih .. Dari Sahabat Untuk Sahabat ... ... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ... ~ o ~ Salam santun dan keep istiqomah ... --- Jika terjadi kesalahan dan kekurangan disana-sini dalam catatan ini ... Itu hanyalah dari kami ... dan kepada Allah SWT., kami mohon ampunan ... ---- Semoga bermanfaat dan Penuh Kebarokahan dari Allah ... Silahkan DICOPAS atau DI SHARE jika menurut sahabat note ini bermanfaat .... #BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI# ------------------------------------------------ .... Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahumma Wabihamdika Asyhadu Allailaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa'atuubu Ilaik .... Read More..

Senin, 31 Desember 2012

BURUNG GAGAK YANG MATI KHUSNUL KHATIMAH

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Cerita ini saya dapat dari Kang Moeflich. yang menurut saya sangat syarat akan hikmah. semoga kita dapat mengambil pelajaran hidup dari kisah ini .. aamiin ..

Ini kisah sahabat saya yang kesadaran agamanya luar biasa. Saya menjadikannya sebagai guru. Marilah simak kisahnya untuk jadi renungan bagi kita semua, alangkah indahnya bila Allah menganugerahkan kita kemampuan untuk bisa mencontohnya. Sahabat ini sebutlah namanya Ahmad.

Suatu sore menjelang maghrib, di depan Masjid Agung Ujungberung, Bandung, Ahmad bertemu seorang bapak yang membawa seekor burung gagak hitam. Burung itu dibawa-bawa kesana kemari.

Melihatnya seperti tak menentu, Ahmad bertanya: “Pak, mau dibawa kemana itu burung?”

“Iya mau dijual nih, beli sajalah sama Bapak!”

“Mau dijual berapa?” “Bayar sajalah Rp. 50.000, saya butuh buat ongkos pulang Pak!”

Melihat hari sudah hampir maghrib dan si bapak ini sedang butuh uang untuk ongkos pulang, Ahmad tergerak menolongnya. Ia tidak banyak bertanya langsung membelinya. Bahkan entah mengapa, hatinya tergerak memberikan uang yang ada disakunya semuanya.

“Pak, bawa saja uang ini semuanya, buat ongkos dan lumayan buat anak istri di rumah ya!”

Si penjual burung tentu saja kaget: “Lho Pak, saya nawarkannya lima puluh ribu, kok dibayar segini?”

Ahmad memberikan Rp. 150.000 dari sakunya tanpa sisa. Burung itu selintas agak istimewa, bulu-bulu dan kakinya semuanya berwarna hitam legam.

Baru beberapa hari, burung itu dipelihara di rumahnya, datanglah hal aneh diluar dugaan. Ada orang mengetahui, entah darimana datangnya, bahwa Ahmad punya seekor burung gagak hitam.

Orang itu menawarnya Rp. 2,5 juta. Ahmad tidak tertarik dengan tawaranitu. Ia hanya berfikir: “Masa membelinya hanya Rp. 150.000, mau dibeli 2,5 juta? Apa tidak aneh? Yang bener aja… sungguh tidak wajar.”

Beberapa hari orang itu datang lagi dan menaikkan harganya menjadi 5 juta rupiah. Ahmad makin heran dan tidak juga menjualnya. Beberapa hari kemudian, orang itu datang dan datang lagi.

Kedatangannya mulai dirasakan cukup memusingkan karena datang berulang-ulang sedang Ahmad tidak mau melayaninya. Ia mencari-cari Ahmad, bertanya kesana-kemari, menemui dan menemuinya lagi.

Ahmad mulai merasa terganggu oleh urusan aneh ini. Sangat mengherankan, orang itu terus menaikkan harganya menjadi 10 juta, 50 juta hingga 250.000 juta hanya untuk seekor burung gagak.

Seekor burung gagak akan dibeli dengan harga Rp. 250 juta?? Whooooww ….. Kalau terjadi pada Anda pasti sudah menerkamnya, jangankan 250 juta, 5 juta sajalah, pasti sudah gembira bukan kepalang, iya kan??

Ahmad semakin heran dan tetap mempertahankan tidak menjualnya. Hatinya berbicara, semakin tinggi tawarannya semakin tidak mau ia menjualnya. Pasti ada sesuatu dengan burung itu, sesuatu yang tidak normal dan tidak wajar.

Akhirnya, karena memaksa terus, dalam suatu dialog dengan pembeli yang terus memaksanya itu, Ahmad bertanya:
“Pak sebenarnya untuk apa burung itu? Bapak menawarnya dengan harga tidak wajar. Terus terang, saya tidak akan menjualnya karena harganya aneh. Saya tidak tertarik dengan uang besar yang didapatkan dengan tidak wajar dan tidak normal Pak. Masa bapak membeli seekor burung dengan harga ratusan juta. Apa tidak aneh? Apa bapak tidak berfikir? Bapak ini siapa dan darimana?”

Orang itu pun akhirnya bercerita. Ia diutus oleh bosnya, seorang pengusaha Cina yang sedang membangun sebuah gedung bisnis pertokoan besar berkelas internasional.

Ternyata itu adalah gedung yang saat itu sedang dibangun dan belum selesai di perempatan Jl. Soekarno-Hatta dan Kiara Condong. Pada tahun 2008, semua orang Bandung yang melewati perempatan strategis itu bisa menyaksikan pembangunan sebuah gedung pertokoan yang besar milik jaringan bisnis Perancis yang sekarang sudah berjalan. Ahmad menjadi tahu dan semakin kuat untuk tidak menjualnya. Rupanya burung itu akan disembelih sebagai tumbal keselamatan dan kelancaran bisnis perusahaan internasional itu.

Berulang-ulang, ketika menceritakan peristiwa ini semua kepada penulis sebagai sahabat dekatnya, Ahmad berpendirian, ia tidak mau memiliki uang besar dari cara yang tidak wajar walaupun secara hukum agama halal. Ini kan jual beli ya gak?

Menurutnya, dan ia sangat meyakininya, memiliki uang dari cara seperti itu tidak akan berkah buat kehidupannya, tidak akan membawa kebaikan pada dirinya. Ia sering melemparkan pertanyaan kepada saya: “Apakah wajar seekor burung harganya ratusan juta?”

Yang saya kagumi, prinsip itu dipegangnya sambil ia sendiri sering tidak punya uang bahkan sedang ditagih terus oleh cicilan motor Suprafitnya yang harus dibayar Rp. 400.000/bulan yang lunasnya masih lama. Sebagai orang yang tidak memiliki pekerjaan tetap, beban ekonominya untuk memenuhi kebutuhan lain pun sering kerepotan.

Ia meneruskan kemuliaannya: “Selain uang itu tidak wajar, membayangkan uang banyak, saya bukannya senang tapi malah takut. Saya takut hidup saya terpengaruh oleh uang itu, saya takut tidak bisa membawanya, takut tidak amanat. Saya takut hidup saya menjadi tidak wajar.

Ketika memiliki uang sebanyak itu, siapa pun dipikirannya pasti membeli ini itu, belanja ini itu, segala dibeli, yang tidak perlu pun dipikirkan, lalu dibeli tanpa banyak fikiran, foya-foya.. wong uangnya banyak. Iya kan? Nah, itukan hidup yang tidak bener. Saya tidak mau seperti itu. Saya pun pasti akan sama, membeli ini itu yang tidak perlu dan hidup saya pun berubahlah jadi tidak normal. Saya tidak mau seperti itu.

Saya sangat yakin dengan rizki Allah, tak pernah takut sedikit pun. Saya lebih senang hidup wajar dan alami seperti ini. Ketika lapar saya berusaha mencari makan, ketika ada kebutuhan saya bekerja secara normal, disuruh orang mengerjakan apa dan imbalannya saya terima.

Mendapat uang dari hasil keringat sendiri jauh lebih nikmat saya rasakan. Allah menganugrahkan saya pikiran dan tenaga untuk dipakai. Ini amanat yang harus digunakan secara maksimal, amanat yang akan dipertanggung jawabkan di akhirat kelak, bukannya menempuh cara-cara tidak normal dan tidak wajar seperti itu.

Mendapat sesuatu dengan terlalu mudah, apalagi dengan cara tidak baik, saya tidak mau apalagi menurut keyakinan hati saya itu tidak benar. Masa harga burung ratusan juta, itu kan tidak wajar. Apalagi, ini yang membuat saya semakin tidak mau menjualnya, burung itu akan disembelih sebagai tumbal.

Berarti saya memfasilitasi kemusyrikan. Walaupun mereka bukan Muslim, tapi saya kan tidak boleh menyediakan fasilitas untuk itu. Saya takut Allah murka pada saya.”

Karena namanya juga pengusaha non-Muslim yang sangat mengimani pertumbalan dalam menjalanan bisnis sebagai syarat keberuntungan, utusan itu rupanya tidak menyerah, ia pun datang lagi.

Karena sangat heran ada orang zaman sekarang tidak tertarik dengan uang sebanyak itu, halal lagi, orang itu datang dua mobil dengan rombongannya sebanyak delapan orang. Ternyata, termasuk dukunnya yang memberikan nasehet pada pengusaha Cina untuk menyembelih gagak hitam yang dimiliki Ahmad untuk kelancaran usahanya itu.

Setelah mereka datang menemui Ahmad, mereka mematok harga terakhir Rp. 500 juta rupiah untuk burung gagak hitam yang istimewa itu. Mereka berusaha meyakinkan bahwa mereka serius, tidak main-main. Untuk meyakinkan, Ahmad diajak melihat uang itu di dalam mobil.

Masya Allah, agak tercengang juga Ahmad menyaksikan sebuah koper berisi uang cash gepokan seratus ribuan yang masih baru dengan jumlah nominal 500 juta rupiah. Sang dukun masih duduk di monil dan mengawasinya. Badannya besar dengan cincin-cincin di jari tangannya persis seperti tukang obat dipinggir jalan. Sang dukun, menurut Ahmad, melihat Ahmad bukan sebagai orang biasa, bukan orang sembarangan, orang yang mempunyai “ilmu.”

Karena itulah justru harga burung itu semakin tinggi karena dibeli bukan dari orang biasa-biasa, berarti memang jimat yang istimewa. Mereka mengatakan, kalau Ahmad tidak percaya dengan keaslian uang itu, mereka siap mentransfernya lewat rekening bank.

Reaksi Ahmad bukannya senang. Yang membuat Ahmad semakin tidak suka, sambil memperlihatkan uang itu, diantara mereka ada yang nyeletuk agak menyinggung, agak merendahkan, menganggap bodoh karena menolak uang sebanyak itu. Ahmad pun akhirnya marah. Merasa sudah dipaksa-paksa selama beberapa minggu dan mengganggu ketenangannya, ia akhirnya membentak mereka semua sebagai orang bodoh dan hina.

Ketika mereka melawan, bentakkan Ahmad semakin keras dan menantang mereka semua berkelahi termasuk dukunnya. Dukun itu diteriaki, disuruh turun dan dibentak habis-habisan sambil ditantang untuk membuktikan kehebatannya kalau ia memang hebat.

Melihat “bukan orang sembarangan” itu marah-marah dan berteriak-teriak, dan takut terjadi keributan yang lebih besar di daerah orang, apalagi teriakan Ahmad memancing para pemuda di sekitar pada mendekat, mereka tidak berani memenuhi tantangan Ahmad.

Mereka ketakutan dan buru-buru naik mobilnya, diusir dan kemudian kabur alias ngaciirr…… dan jenis burung cerdas yang pertama kali mengilhami manusia bagaimana menguburkan orang mati pada zaman Nabi Adam itu, selamat dari kematian buruknya, disembelih sebagai tumbal.

Beberapa hari kemudian, ketika kami bertandang silaturahmi ke Zawiyah Tarekat Tijaniyah di Garut, kami menceritakan pengalaman itu kepada Syekh Tarekat itu dan beliau memintanya agar burung itu dipelihara saja di zawiyah. Ahmad yang cukup pusing dengan orang-orang yang mencari burung itu dan tidak ingin diganggu lagi, menyetujuinya.

Sang The Black Crow itu pun dihijrahkan ke zawiyah. Mungkin, burung itu memang bukan burung sembarangan (“not a sagawayah bird”). Esoknya, sungguh aneh, di tempat yang penuh ketenangan dan kedamaian oleh aktifitas dzikir kaum tarekat itu, sang gagak wafat dengan terhormat. Ia berpulang ke rahmatullah disitu entah apa sebabnya.

Syekh zawiyah pun heran. Ia benar-benar memilih kematiannya di tempat yang mulia!! Saya dan Ahmad yang mengantarkan burung itu ke zawiyah, hanya tersenyum saja. Ya syukur saja burung itu khusnul khatimah!!

Beberapa hari setelah itu, ternyata datang lagi seseorang yang mencari-cari Ahmad. Ia datang ke rumahnya. Orang itu menagih cicilan motor Honda Suprafit yang sudah nunggak dua bulan.

Ahmad tersenyum karena tidak punya uang. Ia berjanji akan berusaha membayarnya tapi akan mencari dulu. Hari itu disakunya hanya ada uang 15.000 ribu. Hehehe …

Wajahnya Ahmad dari keruwetan menghadapi masalah. Ia selalu
optimis dan sumringah!! Wajahnya cerah membersitkan cahaya keimanan dan keterpeliharaan hidupnya. Subhanallah ...

Wallahu’alam bishshawab, ..

ada banyak kata HIKMAH, RENUNGAN dan MOTIVASI.
Read More..

Kisah Taubat Seorang Artis Dan Penari Terkenal Mesir, Haalah ash-Shaafy


Seorang artis terkenal juga penari, Haalah ash-Shaafy menceritakan kisah kenapa ia meninggalkan karirnya di dunia seni dan memilih untuk bertaubat serta bagaimana ketenangan jiwa yang ia rasakan. Dengan gaya bahasa yang menyentuh, ia menceritakannya dalam sebuah wawancara di sebuah majalah,

“Suatu hari, seperti biasa aku mellakukan adegan menari di salah satu hotel terkenal di Cairo, Mesir. Saat menari, aku merasakan diriku seperti mayat dan boneka yang bergerak tanpa makna. Dan untuk pertama kalinya aku merasa malu ketika menyadari dalam pose setengah telanjang, menari di hadapan mata kaum lelaki dan di tengah-tengah gelas-gelas yang terhampar.

Lalu aku tinggalkan arena itu dan cepat-cepat pergi sambil menangis menuju kamar gantiku serta mengenakan pakaianku kembali.

Selama hidupku, baru kali ini aku diliputi suatu perasaan yang belum pernah aku rasakan semenjak mulai menari dari usia15 tahun lalu.

Maka, aku pun segera berwudlu dan melakukan shalat. Ketika itu, untuk pertama kalinya aku merasakan kebahagiaan dan kedamaian. Dan sejak hari itu, aku mengenakan hijab sekalipun masih banyak tawaran-tawaran menggiurkan yang disodorkan kepadaku ataupun beragam ejekan dari sebagian orang. Aku pun melaksanakan haji seraya berdiri dan menangis di hadapan Ka’bah memohon kepada Allah kiranya mengampuni dosa-dosa yang telah aku lakukan pada hari-hari hitamku..”

Di akhir ceritanya, Halah berkata,

“Haalah ash-Shaafy telah mati dan telah mengubur bersama masa lalunya. Adapun saya sekarang adalah bernama Suhair ‘Abidin, Ummu Karim, pengasuh rumah, hidup bersama anak dan suamiku. Tetesan air mata penyesalan senantiasa mendampingiku atas hari-hari yang dulu pernah aku lakukan seusiaku, jauh dari Khaliq-ku yang telah memberikan segalanya padaku.

Sesungguhnya, aku kini adalah bayi baru dilahirkan, aku merasakan ketenangan dan kedamaian setelah sebelumnya hanya perasaan cemas dan sedih yang menjadi temanku sekalipun kekayaan berlimpah, selalu bergadang malam dan bersenang-senang….Aku telah melakukan masa-masa yang lalu sebagai teman syetan, yang aku kenal hanya bersenang-senang dan menari. Aku telah hidup dalam kehidupan yang amat dibenci dan terhina. Syarafku selalu tegang tetapi sekarang aku merasa baru menjadi bayi kembali. Aku merasa berada di tangan yang begitu amanat, yang membelai kasih sayang dan mengucapkan selamat padaku…Yah, Tangan Allah Ta’ala.”

Sumber:

al-’Aaidaat Ilallaah, karya Syaikh Muhammad bin ‘Abdul ‘Aziz al-Musnad, hal.15-16, dinukil dari Majalah al-’Arabiyyah, Volume 140.

Artikel: kisahislam.net
Read More..

Jumat, 09 November 2012

MENGENAL ANALISIS KORELASI

Bab ini membahas masalah pengenalan analisis korelasi dan teori korelasi. Setelah selesai membaca bagian ini maka pembaca akan dapat memahami: • Pengertian pengukuran asosiasi • Pengertian korelasi • Kegunaan teknik analisis korelasi • Pengertian korelasi dan kausalitas • Pengertian korelasi dan linieritas • Asumsi dalam menggunakan korelasi • Karakteristik korelasi • Koefesien korelasi • Signifikansi • Interpretasi korelasi • Uji hipotesis dalam korelasi • Koefesien determinasi 1.1 Pengertian Sepanjang sejarah umat manusia, orang melakukan penelitian mengenai ada dan tidaknya hubungan antara dua hal, fenomena, kejadian atau lainnya. Usaha-usaha untuk mengukur hubungan ini dikenal sebagai mengukur asosiasi antara dua fenomena atau kejadian yang menimbulkan rasa ingin tahu para peneliti. Korelasi merupakan teknik analisis yang termasuk dalam salah satu teknik pengukuran asosiasi / hubungan (measures of association). Pengukuran asosiasi merupakan istilah umum yang mengacu pada sekelompok teknik dalam statistik bivariat yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel. Diantara sekian banyak teknik-teknik pengukuran asosiasi, terdapat dua teknik korelasi yang sangat populer sampai sekarang, yaitu Korelasi Pearson Product Moment dan Korelasi Rank Spearman. Selain kedua teknik tersebut, terdapat pula teknik-teknik korelasi lain, seperti Kendal, Chi-Square, Phi Coefficient, Goodman-Kruskal, Somer, dan Wilson. Pengukuran asosiasi mengenakan nilai numerik untuk mengetahui tingkatan asosiasi atau kekuatan hubungan antara variabel. Dua variabel dikatakan berasosiasi jika perilaku variabel yang satu mempengaruhi variabel yang lain. Jika tidak terjadi pengaruh, maka kedua variabel tersebut disebut independen. Korelasi bermanfaat untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel (kadang lebih dari dua variabel) dengan skala-skala tertentu, misalnya Pearson data harus berskala interval atau rasio; Spearman dan Kendal menggunakan skala ordinal; Chi Square menggunakan data nominal. Kuat lemah hubungan diukur diantara jarak (range) 0 sampai dengan 1. Korelasi mempunyai kemungkinan pengujian hipotesis dua arah (two tailed). Korelasi searah jika nilai koefesien korelasi diketemukan positif; sebaliknya jika nilai koefesien korelasi negatif, korelasi disebut tidak searah. Yang dimaksud dengan koefesien korelasi ialah suatu pengukuran statistik kovariasi atau asosiasi antara dua variabel. Jika koefesien korelasi diketemukan tidak sama dengan nol (0), maka terdapat ketergantungan antara dua variabel tersebut. Jika koefesien korelasi diketemukan +1. maka hubungan tersebut disebut sebagai korelasi sempurna atau hubungan linear sempurna dengan kemiringan (slope) positif. Jika koefesien korelasi diketemukan -1. maka hubungan tersebut disebut sebagai korelasi sempurna atau hubungan linear sempurna dengan kemiringan (slope) negatif. Dalam korelasi sempurna tidak diperlukan lagi pengujian hipotesis, karena kedua variabel mempunyai hubungan linear yang sempurna. Artinya variabel X mempengaruhi variabel Y secara sempurna. Jika korelasi sama dengan nol (0), maka tidak terdapat hubungan antara kedua variabel tersebut. Dalam korelasi sebenarnya tidak dikenal istilah variabel bebas dan variabel tergantung. Biasanya dalam penghitungan digunakan simbol X untuk variabel pertama dan Y untuk variabel kedua. Dalam contoh hubungan antara variabel remunerasi dengan kepuasan kerja, maka variabel remunerasi merupakan variabel X dan kepuasan kerja merupakan variabel Y. 1.2 Kegunaan Pengukuran asosiasi berguna untuk mengukur kekuatan (strength) hubungan antar dua variabel atau lebih. Contoh: mengukur hubungan antara variabel: • Motivasi kerja dengan produktivitas • Kualitas layanan dengan kepuasan pelanggan • Tingkat inflasi dengan IHSG Pengukuran ini hubungan antara dua variabel untuk masing-masing kasus akan menghasilkan keputusan, diantaranya: • Hubungan kedua variabel tidak ada • Hubungan kedua variabel lemah • Hubungan kedua variabel cukup kuat • Hubungan kedua variabel kuat • Hubungan kedua variabel sangat kuat Penentuan tersebut didasarkan pada kriteria yang menyebutkan jika hubungan mendekati 1, maka hubungan semakin kuat; sebaliknya jika hubungan mendekati 0, maka hubungan semakin lemah. 1.3 Teori Korelasi 1.3.1 Korelasi dan Kausalitas Ada perbedaan mendasar antara korelasi dan kausalitas. Jika kedua variabel dikatakan berkorelasi, maka kita tergoda untuk mengatakan bahwa variabel yang satu mempengaruhi variabel yang lain atau dengan kata lain terdapat hubungan kausalitas. Kenyataannya belum tentu. Hubungan kausalitas terjadi jika variabel X mempengaruhi Y. Jika kedua variabel diperlakukan secara simetris (nilai pengukuran tetap sama seandainya peranan variabel-variabel tersebut ditukar) maka meski kedua variabel berkorelasi tidak dapat dikatakan mempunyai hubungan kausalitas. Dengan demikian, jika terdapat dua variabel yang berkorelasi, tidak harus terdapat hubungan kausalitas. Terdapat dictum yang mengatakan “correlation does not imply causation”. Artinya korelasi tidak dapat digunakan secara valid untuk melihat adanya hubungan kausalitas dalam variabel-variabel. Dalam korelasi aspek-aspek yang melandasi terdapatnya hubungan antar variabel mungkin tidak diketahui atau tidak langsung. Oleh karena itu dengan menetapkan korelasi dalam hubungannya dengan variabel-variabel yang diteliti tidak akan memberikan persyaratan yang memadai untuk menetapkan hubungan kausalitas kedalam variabel-variabel tersebut. Sekalipun demikian bukan berarti bahwa korelasi tidak dapat digunakan sebagai indikasi adanya hubungan kausalitas antar variabel. Korelasi dapat digunakan sebagai salah satu bukti adanya kemungkinan terdapatnya hubungan kausalitas tetapi tidak dapat memberikan indikasi hubungan kausalitas seperti apa jika memang itu terjadi dalam variabel-variabel yang diteliti, misalnya model recursive, dimana X mempengaruhi Y atau non-recursive, misalnya X mempengaruhi Y dan Y mempengaruhi X. Dengan untuk mengidentifikasi hubungan kausalitas tidak dapat begitu saja dilihat dengan kaca mata korelasi tetapi sebaiknya menggunakan model-model yang lebih tepat, misalnya regresi, analisis jalur atau structural equation model. 1.3.2 Korelasi dan Linieritas Terdapat hubungan erat antara pengertian korelasi dan linieritas. Korelasi Pearson, misalnya, menunjukkan adanya kekuatan hubungan linier dalam dua variabel. Sekalipun demikian jika asumsi normalitas salah maka nilai korelasi tidak akan memadai untuk membuktikan adanya hubungan linieritas. Linieritas artinya asumsi adanya hubungan dalam bentuk garis lurus antara variabel. Linearitas antara dua variabel dapat dinilai melalui observasi scatterplots bivariat. Jika kedua variabel berdistribusi normal dan behubungan secara linier, maka scatterplot berbentuk oval; jika tidak berdistribusi normal scatterplot tidak berbentuk oval. Dalam praktinya kadang data yang digunakan akan menghasilkan korelasi tinggi tetapi hubungan tidak linier; atau sebaliknya korelasi rendah tetapi hubungan linier. Dengan demikian agar linieritas hubungan dipenuhi, maka data yang digunakan harus mempunyai distribusi normal. Dengan kata lain, koefesien korelasi hanya merupakan statistik ringkasan sehingga tidak dapat digunakan sebagai sarana untuk memeriksa data secara individual. 1.3.3 Asumsi Asumsi dasar korelasi diantaranya seperti tertera di bawah ini: • Kedua variabel bersifat independen satu dengan lainnya, artinya masing-masing variabel berdiri sendiri dan tidak tergantung satu dengan lainnya. Tidak ada istilah variabel bebas dan variabel tergantung. • Data untuk kedua variabel berdistribusi normal. Data yang mempunyai distribusi normal artinya data yang distribusinya simetris sempurna. Jika digunakan bahasa umum disebut berbentuk kurva bel. Menurut Johnston (2004) ciri-ciri data yang mempunyai distribusi normal ialah sebagai berikut: 1. Kurva frekuensi normal menunjukkan frekuensi tertinggi berada di tengah-tengah, yaitu berada pada rata-rata (mean) nilai distribusi dengan kurva sejajar dan tepat sama pada bagian sisi kiri dan kanannya. Kesimpulannya, nilai yang paling sering muncul dalam distribusi normal ialah rata-rata (average), dengan setengahnya berada dibawah rata-rata dan setengahnya yang lain berada di atas rata-rata. 2. Kurva normal, sering juga disebut sebagai kurva bel, berbentuk simetris sempurna. 3. Karena dua bagian sisi dari tengah-tengah benar-benar simetris, maka frekuensi nilai-nilai diatas rata-rata (mean) akan benar-benar cocok dengan frekuensi nilai-nilai di bawah rata-rata. 4. Frekuensi total semua nilai dalam populasi akan berada dalam area dibawah kurva. Perlu diketahui bahwa area total dibawah kurva mewakili kemungkinan munculnya karakteristik tersebut. 5. Kurva normal dapat mempunyai bentuk yang berbeda-beda. Yang menentukan bentuk-bentuk tersebut adalah nilai rata-rata dan simpangan baku (standard deviation) populasi. • X dan Y mempunyai hubungan linier. Hubungan linier artinya hubungan kedua variabel membentuk garis lurus. 1.3.4 Karakteristik Korelasi Korelasi mempunyai karakteristik-karakteristik diantaranya: a. Kisaran Korelasi Kisaran (range) korelasi mulai dari 0 sampai dengan 1. Korelasi dapat positif dan dapat pula negatif. b. Korelasi Sama Dengan Nol Korelasi sama dengan 0 mempunyai arti tidak ada hubungan antara dua variabel. Jika dilihat dari sebaran data, maka gambarnya akan seperti terlihat di bawah ini: Gambar 1.3 Korelasi dimana r = 0 c. Korelasi Sama Dengan Satu Korelasi sama dengan + 1 artinya kedua variabel mempunyai hubungan linier sempurna (membentuk garis lurus) positif. Korelasi sempurna seperti ini mempunyai makna jika nilai X naik, maka Y juga naik seperti pada gambar yang tertera di bawah ini: Korelasi sama dengan -1 artinya kedua variabel mempunyai hubungan linier sempurna (membentuk garis lurus) negatif. Korelasi sempurna seperti ini mempunyai makna jika nilai X naik, maka Y turun (dan sebaliknya) seperti pada gambar yang tertera di bawah ini: 1.3.5 Koefesien Korelasi Koefesien korelasi ialah pengukuran statistik kovarian atau asosiasi antara dua variabel. Besarnya koefesien korelasi berkisar antara +1 s/d -1. Koefesien korelasi menunjukkan kekuatan (strength) hubungan linear dan arah hubungan dua variabel acak. Jika koefesien korelasi positif, maka kedua variabel mempunyai hubungan searah. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan tinggi pula. Sebaliknya, jika koefesien korelasi negatif, maka kedua variabel mempunyai hubungan terbalik. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan menjadi rendah (dan sebaliknya). Untuk memudahkan melakukan interpretasi mengenai kekuatan hubungan antara dua variabel penulis memberikan kriteria sebagai berikut (Sarwono:2006): o 0 : Tidak ada korelasi antara dua variabel o >0 – 0,25: Korelasi sangat lemah o >0,25 – 0,5: Korelasi cukup o >0,5 – 0,75: Korelasi kuat o >0,75 – 0,99: Korelasi sangat kuat o 1: Korelasi sempurna 1.3.6 Signifikansi Apa sebenarnya signifikansi itu? Dalam bahasa Inggris umum, kata, "significant" mempunyai makna penting; sedang dalam pengertian statistik kata tersebut mempunyai makna “benar” tidak didasarkan secara kebetulan. Hasil riset dapat benar tapi tidak penting. Signifikansi / probabilitas / α memberikan gambaran mengenai bagaimana hasil riset itu mempunyai kesempatan untuk benar. Jika kita memilih signifikansi sebesar 0,01, maka artinya kita menentukan hasil riset nanti mempunyai kesempatan untuk benar sebesar 99% dan untuk salah sebesar 1%. Secara umum kita menggunakan angka signifikansi sebesar 0,01; 0,05 dan 0,1. Pertimbangan penggunaan angka tersebut didasarkan pada tingkat kepercayaan (confidence interval) yang diinginkan oleh peneliti. Angka signifikansi sebesar 0,01 mempunyai pengertian bahwa tingkat kepercayaan atau bahasa umumnya keinginan kita untuk memperoleh kebenaran dalam riset kita adalah sebesar 99%. Jika angka signifikansi sebesar 0,05, maka tingkat kepercayaan adalah sebesar 95%. Jika angka signifikansi sebesar 0,1, maka tingkat kepercayaan adalah sebesar 90%. Pertimbangan lain ialah menyangkut jumlah data (sample) yang akan digunakan dalam riset. Semakin kecil angka signifikansi, maka ukuran sample akan semakin besar. Sebaliknya semakin besar angka signifikansi, maka ukuran sample akan semakin kecil. Unutuk memperoleh angka signifikansi yang baik, biasanya diperlukan ukuran sample yang besar. Sebaliknya jika ukuran sample semakin kecil, maka kemungkinan munculnya kesalahan semakin ada. Untuk pengujian dalam SPSS digunakan kriteria sebagai berikut: o Jika angka signifikansi hasil riset < 0,05, maka hubungan kedua variabel signifikan. o Jika angka signifikansi hasil riset > 0,05, maka hubungan kedua variabel tidak signifikan 1.3.7 Interpretasi Korelasi Ada tiga penafsiran hasil analisis korelasi, meliputi: pertama, melihat kekuatan hubungan dua variabel; kedua, melihat signifikansi hubungan; dan ketiga, melihat arah hubungan. Untuk melakukan interpretasi kekuatan hubungan antara dua variabel dilakukan dengan melihat angka koefesien korelasi hasil perhitungan dengan menggunakan kriteria sbb: • Jika angka koefesien korelasi menunjukkan 0, maka kedua variabel tidak mempunyai hubungan • Jika angka koefesien korelasi mendekati 1, maka kedua variabel mempunyai hubungan semakin kuat • Jika angka koefesien korelasi mendekati 0, maka kedua variabel mempunyai hubungan semakin lemah • Jika angka koefesien korelasi sama dengan 1, maka kedua variabel mempunyai hubungan linier sempurna positif. • Jika angka koefesien korelasi sama dengan -1, maka kedua variabel mempunyai hubungan linier sempurna negatif. Interpretasi berikutnya melihat signifikansi hubungan dua variabel dengan didasarkan pada angka signifikansi yang dihasilkan dari penghitungan dengan ketentuan sebagaimana sudah dibahas di bagian 2.7. di atas. Interpretasi ini akan membuktikan apakah hubungan kedua variabel tersebut signifikan atau tidak. Interpretasi ketiga melihat arah korelasi. Dalam korelasi ada dua arah korelasi, yaitu searah dan tidak searah. Pada SPSS hal ini ditandai dengan pesan two tailed. Arah korelasi dilihat dari angka koefesien korelasi. Jika koefesien korelasi positif, maka hubungan kedua variabel searah. Searah artinya jika variabel X nilainya tinggi, maka variabel Y juga tinggi. Jika koefesien korelasi negatif, maka hubungan kedua variabel tidak searah. Tidak searah artinya jika variabel X nilainya tinggi, maka variabel Y akan rendah. Dalam kasus, misalnya hubungan antara kepuasan kerja dan komitmen terhadap organisasi sebesar 0,86 dengan angka signifikansi sebesar 0 akan mempunyai makna bahwa hubungan antara variabel kepuasan kerja dan komitmen terhadap organisasi sangat kuat, signifikan dan searah. Sebaliknya dalam kasus hubungan antara variabel mangkir kerja dengan produktivitas sebesar -0,86, dengan angka signifikansi sebesar 0; maka hubungan kedua variabel sangat kuat, signifikan dan tidak searah. 1.3.8. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis uintuk korelasi digunakan uji T. Rumusnya sebagai berikut: Pengambilan keputusan menggunakan angka pembanding t tabel dengan kriteria sebagai berikut: • Jika t hitung > t table H0 ditolak; H1 diterima • Jika t hitung < t table H0 diterima; H1 ditolak Kita dapat juga menggunakan kurva seperti di bawah ini: Contoh: Hubungan antara kepuasan kerja dengan loyalitas pegawai Hipotesis berbunyi sbb: • H0: Tidak ada hubungan antara kepuasan kerja dengan loyalitas pegawai • H1: Ada hubungan antara kepuasan kerja dengan loyalitas pegawai Hasil t hitung sebesar 3,6 T table dengan ketentuan α= 0,05 Degree of freedom: n-2, dan n = 30 diketemukan sebesar: 2,048. Didasarkan ketentuan di atas, maka t hitung 3,6 > t table 2,048. Dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya ada hubungan antara kepuasan kerja dengan loyalitas pegawai Disamping menggunakan cara diatas, cara kedua ialah menggunakan angka signifikansi. Caranya sebagai berikut: Hipotesis berbunyi sbb: • H0: Tidak ada hubungan signifikan antara kepuasan kerja dengan loyalitas pegawai • H1: Ada hubungan signifikan antara kepuasan kerja dengan loyalitas pegawai Angka signifikansi hasil perhitungan sebesar 0,03. Bandingkan dengan angka signifikansi sebesar 0,05. Keputusan menggunakan kriteria sbb: o Jika angka signifikansi hasil riset < 0,05, maka H0 ditolak. o Jika angka signifikansi hasil riset > 0,05, maka H0 diterima Didasarkan ketentuan diatas maka signifikansi hitung sebesar 0,03 < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya Ada hubungan signifikan antara kepuasan kerja dengan loyalitas pegawai. Dalam SPSS pengujian dilakukan dengan menggunakan angka signifikansi. Oleh karena itu dalam contoh analisis pada bab berikutnya akan hanya menggunakan angka signifikansi. 1.3.9 Koefesien Determinasi Koefesien diterminasi dengan simbol r2 merupakan proporsi variabilitas dalam suatu data yang dihitung didasarkan pada model statistik. Definisi berikutnya menyebutkan bahwa r2 merupakan rasio variabilitas nilai-nilai yang dibuat model dengan variabilitas nilai data asli. Secara umum r2 digunakan sebagai informasi mengenai kecocokan suatu model. Dalam regresi r2 ini dijadikan sebagai pengukuran seberapa baik garis regresi mendekati nilai data asli yang dibuat model. Jika r2 sama dengan 1, maka angka tersebut menunjukkan garis regresi cocok dengan data secara sempurna. Interpretasi lain ialah bahwa r2 diartikan sebagai proporsi variasi tanggapan yang diterangkan oleh regresor (variabel bebas / X) dalam model. Dengan demikian, jika r2 = 1 akan mempunyai arti bahwa model yang sesuai menerangkan semua variabilitas dalam variabel Y. jika r2 = 0 akan mempunyai arti bahwa tidak ada hubungan antara regresor (X) dengan variabel Y. Dalam kasus misalnya jika r2 = 0,8 mempunyai arti bahwa sebesar 80% variasi dari variabel Y (variabel tergantung / response) dapat diterangkan dengan variabel X (variabel bebas / explanatory); sedang sisanya 0,2 dipengaruhi oleh variabel-variabel yang tidak diketahui atau variabilitas yang inheren. (Rumus untuk menghitung koefesien determinasi (KD) adalah KD = r2 x 100%) Variabilitas mempunyai makna penyebaran / distribusi seperangkat nilai-nilai tertentu. Dengan menggunakan bahasa umum, pengaruh variabel X terhadap Y adalah sebesar 80%; sedang sisanya 20% dipengaruhi oleh faktor lain. Dalam hubungannya dengan korelasi, maka r2 merupakan kuadrat dari koefesien korelasi yang berkaitan dengan variabel bebas (X) dan variabel Y (tergantung). Secara umum dikatakan bahwa r2 merupakan kuadrat korelasi antara variabel yang digunakan sebagai predictor (X) dan variabel yang memberikan response (Y). Dengan menggunakan bahasa sederhana r2 merupakan koefesien korelasi yang dikuadratkan. Oleh karena itu, penggunaan koefesien determinasi dalam korelasi tidak harus diinterpretasikan sebagai besarnya pengaruh variabel X terhadap Y mengingat bahwa korelasi tidak sama dengan kausalitas. Secara bebas dikatakan dua variabel mempunyai hubungan belum tentu variabel satu mempengaruhi variabel lainnya. Lebih lanjut dalam konteks korelasi antara dua variabel maka pengaruh variabel X terhadap Y tidak nampak. Kemungkinannya hanya korelasi merupakan penanda awal bahwa variabel X mungkin berpengaruh terhadap Y. Sedang bagaimana pengaruh itu terjadi dan ada atau tidak kita akan mengalami kesulitan untuk membuktikannya. Hanya menggunakan angka r2 kita tidak akan dapat membuktikan bahwa variabel X mempengaruhi Y. Dengan demikian jika kita menggunakan korelasi sebaiknya jangan menggunakan koefesien determinasi untuk melihat pengaruh X terhadap Y karena korelasi hanya menunjukkan adanya hubungan antara variabel X dan Y. Jika tujuan riset hanya untuk mengukur hubungan maka sebaiknya berhenti saja di angka koefisien korelasi. Sedang jika kita ingin mengukur besarnya pengaruh variabel X terhadap Y sebaiknya menggunakan rumus lain, seperti regresi atau analisis jalur. 1.4 Ringkasan Teknik analisis korelasi merupakan bagian dari teknik pengukuran asosiasi (measure of association) yang berguna untuk mengukur kekuatan hubungan dua variabel (atau lebih). Terdapat beberapa teknik analisis korelasi, diantaranya yang paling terkenal dan digunakan secara luas diseluruh dunia ialah teknik analisis korelasi Pearson dan Spearman. Korelasi merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan dua variabel. Korelasi tidak secara otomatis menunjukkan hubungan kausalitas antar variabel. Hubungan dalam korelasi dapat berupa hubungan linier positif dan negatif. Interpretasi koefesien korelasi akan menghasilkan makna kekuatan, signifikansi dan arah hubungan kedua variabel yang diteliti. Untuk melihat kekuatan koefisien korelasi didasarkan pada jarak yang berkisar antara 0 -1. Untuk melihat signifikansi hubungan digunakan angka signifikansi / probabilitas / alpha. Untuk melihat arah korelasi dilihat dari angka koefisien korelasi yang menunjukkan positif atau negatif. Konsep-konsep korelasi dalam bagian ini akan dijadikan sebagai pijakan atau landasan teori dalam menggunakan teknik korelasi di bagian-bagian berikutnya dalam buku ini. Oleh karena itu, pembaca perlu memahami konsep dasar korelasi sebelum menggunakannya. 1.5 Pertanyaan-Pertanyaan 1. Mengapa pengukuran asosiasi penting dalam kehidupan manusia sampai saat ini? 2. Apa yang dimaksud dengan asosiasi itu? 3. Sebutkan contoh-contoh teknik analisis yang termasuk dalam pengukuran asosiasi! 4. Apa kegunaan pokok teknik analisis korelasi? 5. Bagaimana kedudukan variabel dalam korelasi? 6. Apa maksud korelasi sama dengan 0? 7. Apa maksud korelasi tidak sama dengan 0? 8. Apa maksud korelasi sama dengan + 1? 9. Apa maksud korelasi sama dengan -1? 10. Kapan kita dapat menggunakan teknik korelasi? 11. Apa perbedaan antara korelasi dan kausalitas? 12. Apa perbedaan antara korelasi dan linieritas? 13. Apa saja asumsi dalam menggunakan korelasi dan terangkan maksudnya? 14. Sebutkan karakteristik korelasi! 15. Apa yang dimaksud dengan koefesien korelasi? Berikan contohnya! 16. Apa makna signifikansi dalam korelasi? Terangkan dengan jelas! 17. Apa saja hasil interpretasi dalam analisis korelasi? 18. Bagaimana melakukan pengujian hipotesis dalam korelasi? 19. Apa itu koefesien determinasi? 20. Perlukah kita menghitung koefesien determinasi dalam korelasi? Berikan penjelasannya. Read More..

Minggu, 28 Oktober 2012

Kata-kata Bijak

Hargai apa yang kamu miliki, kebahagian tak akan pernah datang kepada orang yang tidak menghargai apa yang dimiliki.
proses itu pasti menyakitkan, tp d akhir Tuhan selalu siapkan sesuatu yg indah.

Mengalah adalah pilihan terbaik untuk tidak menyakiti satu sama lain.

Coba masukkan telunjuk jari anda dlam wadah y berisi air, kmudian angktlh telunjuk anda. Air y mnetes dri telunjuk anda bagaikan ilmu manusia y qt bagi bersama. begitu sedikitx d bndingkn dgn ilmu Allah y tanpa batas.
Read More..

Template by : kendhin x-template.blogspot.com