Bab ini membahas masalah pengenalan analisis korelasi dan teori korelasi. Setelah selesai membaca bagian ini maka pembaca akan dapat memahami: • Pengertian pengukuran asosiasi • Pengertian korelasi • Kegunaan teknik analisis korelasi • Pengertian korelasi dan kausalitas • Pengertian korelasi dan linieritas • Asumsi dalam menggunakan korelasi • Karakteristik korelasi • Koefesien korelasi • Signifikansi • Interpretasi korelasi • Uji hipotesis dalam korelasi • Koefesien determinasi 1.1 Pengertian Sepanjang sejarah umat manusia, orang melakukan penelitian mengenai ada dan tidaknya hubungan antara dua hal, fenomena, kejadian atau lainnya. Usaha-usaha untuk mengukur hubungan ini dikenal sebagai mengukur asosiasi antara dua fenomena atau kejadian yang menimbulkan rasa ingin tahu para peneliti. Korelasi merupakan teknik analisis yang termasuk dalam salah satu teknik pengukuran asosiasi / hubungan (measures of association). Pengukuran asosiasi merupakan istilah umum yang mengacu pada sekelompok teknik dalam statistik bivariat yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel. Diantara sekian banyak teknik-teknik pengukuran asosiasi, terdapat dua teknik korelasi yang sangat populer sampai sekarang, yaitu Korelasi Pearson Product Moment dan Korelasi Rank Spearman. Selain kedua teknik tersebut, terdapat pula teknik-teknik korelasi lain, seperti Kendal, Chi-Square, Phi Coefficient, Goodman-Kruskal, Somer, dan Wilson. Pengukuran asosiasi mengenakan nilai numerik untuk mengetahui tingkatan asosiasi atau kekuatan hubungan antara variabel. Dua variabel dikatakan berasosiasi jika perilaku variabel yang satu mempengaruhi variabel yang lain. Jika tidak terjadi pengaruh, maka kedua variabel tersebut disebut independen. Korelasi bermanfaat untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel (kadang lebih dari dua variabel) dengan skala-skala tertentu, misalnya Pearson data harus berskala interval atau rasio; Spearman dan Kendal menggunakan skala ordinal; Chi Square menggunakan data nominal. Kuat lemah hubungan diukur diantara jarak (range) 0 sampai dengan 1. Korelasi mempunyai kemungkinan pengujian hipotesis dua arah (two tailed). Korelasi searah jika nilai koefesien korelasi diketemukan positif; sebaliknya jika nilai koefesien korelasi negatif, korelasi disebut tidak searah. Yang dimaksud dengan koefesien korelasi ialah suatu pengukuran statistik kovariasi atau asosiasi antara dua variabel. Jika koefesien korelasi diketemukan tidak sama dengan nol (0), maka terdapat ketergantungan antara dua variabel tersebut. Jika koefesien korelasi diketemukan +1. maka hubungan tersebut disebut sebagai korelasi sempurna atau hubungan linear sempurna dengan kemiringan (slope) positif. Jika koefesien korelasi diketemukan -1. maka hubungan tersebut disebut sebagai korelasi sempurna atau hubungan linear sempurna dengan kemiringan (slope) negatif. Dalam korelasi sempurna tidak diperlukan lagi pengujian hipotesis, karena kedua variabel mempunyai hubungan linear yang sempurna. Artinya variabel X mempengaruhi variabel Y secara sempurna. Jika korelasi sama dengan nol (0), maka tidak terdapat hubungan antara kedua variabel tersebut. Dalam korelasi sebenarnya tidak dikenal istilah variabel bebas dan variabel tergantung. Biasanya dalam penghitungan digunakan simbol X untuk variabel pertama dan Y untuk variabel kedua. Dalam contoh hubungan antara variabel remunerasi dengan kepuasan kerja, maka variabel remunerasi merupakan variabel X dan kepuasan kerja merupakan variabel Y. 1.2 Kegunaan Pengukuran asosiasi berguna untuk mengukur kekuatan (strength) hubungan antar dua variabel atau lebih. Contoh: mengukur hubungan antara variabel: • Motivasi kerja dengan produktivitas • Kualitas layanan dengan kepuasan pelanggan • Tingkat inflasi dengan IHSG Pengukuran ini hubungan antara dua variabel untuk masing-masing kasus akan menghasilkan keputusan, diantaranya: • Hubungan kedua variabel tidak ada • Hubungan kedua variabel lemah • Hubungan kedua variabel cukup kuat • Hubungan kedua variabel kuat • Hubungan kedua variabel sangat kuat Penentuan tersebut didasarkan pada kriteria yang menyebutkan jika hubungan mendekati 1, maka hubungan semakin kuat; sebaliknya jika hubungan mendekati 0, maka hubungan semakin lemah. 1.3 Teori Korelasi 1.3.1 Korelasi dan Kausalitas Ada perbedaan mendasar antara korelasi dan kausalitas. Jika kedua variabel dikatakan berkorelasi, maka kita tergoda untuk mengatakan bahwa variabel yang satu mempengaruhi variabel yang lain atau dengan kata lain terdapat hubungan kausalitas. Kenyataannya belum tentu. Hubungan kausalitas terjadi jika variabel X mempengaruhi Y. Jika kedua variabel diperlakukan secara simetris (nilai pengukuran tetap sama seandainya peranan variabel-variabel tersebut ditukar) maka meski kedua variabel berkorelasi tidak dapat dikatakan mempunyai hubungan kausalitas. Dengan demikian, jika terdapat dua variabel yang berkorelasi, tidak harus terdapat hubungan kausalitas. Terdapat dictum yang mengatakan “correlation does not imply causation”. Artinya korelasi tidak dapat digunakan secara valid untuk melihat adanya hubungan kausalitas dalam variabel-variabel. Dalam korelasi aspek-aspek yang melandasi terdapatnya hubungan antar variabel mungkin tidak diketahui atau tidak langsung. Oleh karena itu dengan menetapkan korelasi dalam hubungannya dengan variabel-variabel yang diteliti tidak akan memberikan persyaratan yang memadai untuk menetapkan hubungan kausalitas kedalam variabel-variabel tersebut. Sekalipun demikian bukan berarti bahwa korelasi tidak dapat digunakan sebagai indikasi adanya hubungan kausalitas antar variabel. Korelasi dapat digunakan sebagai salah satu bukti adanya kemungkinan terdapatnya hubungan kausalitas tetapi tidak dapat memberikan indikasi hubungan kausalitas seperti apa jika memang itu terjadi dalam variabel-variabel yang diteliti, misalnya model recursive, dimana X mempengaruhi Y atau non-recursive, misalnya X mempengaruhi Y dan Y mempengaruhi X. Dengan untuk mengidentifikasi hubungan kausalitas tidak dapat begitu saja dilihat dengan kaca mata korelasi tetapi sebaiknya menggunakan model-model yang lebih tepat, misalnya regresi, analisis jalur atau structural equation model. 1.3.2 Korelasi dan Linieritas Terdapat hubungan erat antara pengertian korelasi dan linieritas. Korelasi Pearson, misalnya, menunjukkan adanya kekuatan hubungan linier dalam dua variabel. Sekalipun demikian jika asumsi normalitas salah maka nilai korelasi tidak akan memadai untuk membuktikan adanya hubungan linieritas. Linieritas artinya asumsi adanya hubungan dalam bentuk garis lurus antara variabel. Linearitas antara dua variabel dapat dinilai melalui observasi scatterplots bivariat. Jika kedua variabel berdistribusi normal dan behubungan secara linier, maka scatterplot berbentuk oval; jika tidak berdistribusi normal scatterplot tidak berbentuk oval. Dalam praktinya kadang data yang digunakan akan menghasilkan korelasi tinggi tetapi hubungan tidak linier; atau sebaliknya korelasi rendah tetapi hubungan linier. Dengan demikian agar linieritas hubungan dipenuhi, maka data yang digunakan harus mempunyai distribusi normal. Dengan kata lain, koefesien korelasi hanya merupakan statistik ringkasan sehingga tidak dapat digunakan sebagai sarana untuk memeriksa data secara individual. 1.3.3 Asumsi Asumsi dasar korelasi diantaranya seperti tertera di bawah ini: • Kedua variabel bersifat independen satu dengan lainnya, artinya masing-masing variabel berdiri sendiri dan tidak tergantung satu dengan lainnya. Tidak ada istilah variabel bebas dan variabel tergantung. • Data untuk kedua variabel berdistribusi normal. Data yang mempunyai distribusi normal artinya data yang distribusinya simetris sempurna. Jika digunakan bahasa umum disebut berbentuk kurva bel. Menurut Johnston (2004) ciri-ciri data yang mempunyai distribusi normal ialah sebagai berikut: 1. Kurva frekuensi normal menunjukkan frekuensi tertinggi berada di tengah-tengah, yaitu berada pada rata-rata (mean) nilai distribusi dengan kurva sejajar dan tepat sama pada bagian sisi kiri dan kanannya. Kesimpulannya, nilai yang paling sering muncul dalam distribusi normal ialah rata-rata (average), dengan setengahnya berada dibawah rata-rata dan setengahnya yang lain berada di atas rata-rata. 2. Kurva normal, sering juga disebut sebagai kurva bel, berbentuk simetris sempurna. 3. Karena dua bagian sisi dari tengah-tengah benar-benar simetris, maka frekuensi nilai-nilai diatas rata-rata (mean) akan benar-benar cocok dengan frekuensi nilai-nilai di bawah rata-rata. 4. Frekuensi total semua nilai dalam populasi akan berada dalam area dibawah kurva. Perlu diketahui bahwa area total dibawah kurva mewakili kemungkinan munculnya karakteristik tersebut. 5. Kurva normal dapat mempunyai bentuk yang berbeda-beda. Yang menentukan bentuk-bentuk tersebut adalah nilai rata-rata dan simpangan baku (standard deviation) populasi. • X dan Y mempunyai hubungan linier. Hubungan linier artinya hubungan kedua variabel membentuk garis lurus. 1.3.4 Karakteristik Korelasi Korelasi mempunyai karakteristik-karakteristik diantaranya: a. Kisaran Korelasi Kisaran (range) korelasi mulai dari 0 sampai dengan 1. Korelasi dapat positif dan dapat pula negatif. b. Korelasi Sama Dengan Nol Korelasi sama dengan 0 mempunyai arti tidak ada hubungan antara dua variabel. Jika dilihat dari sebaran data, maka gambarnya akan seperti terlihat di bawah ini: Gambar 1.3 Korelasi dimana r = 0 c. Korelasi Sama Dengan Satu Korelasi sama dengan + 1 artinya kedua variabel mempunyai hubungan linier sempurna (membentuk garis lurus) positif. Korelasi sempurna seperti ini mempunyai makna jika nilai X naik, maka Y juga naik seperti pada gambar yang tertera di bawah ini: Korelasi sama dengan -1 artinya kedua variabel mempunyai hubungan linier sempurna (membentuk garis lurus) negatif. Korelasi sempurna seperti ini mempunyai makna jika nilai X naik, maka Y turun (dan sebaliknya) seperti pada gambar yang tertera di bawah ini: 1.3.5 Koefesien Korelasi Koefesien korelasi ialah pengukuran statistik kovarian atau asosiasi antara dua variabel. Besarnya koefesien korelasi berkisar antara +1 s/d -1. Koefesien korelasi menunjukkan kekuatan (strength) hubungan linear dan arah hubungan dua variabel acak. Jika koefesien korelasi positif, maka kedua variabel mempunyai hubungan searah. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan tinggi pula. Sebaliknya, jika koefesien korelasi negatif, maka kedua variabel mempunyai hubungan terbalik. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan menjadi rendah (dan sebaliknya). Untuk memudahkan melakukan interpretasi mengenai kekuatan hubungan antara dua variabel penulis memberikan kriteria sebagai berikut (Sarwono:2006): o 0 : Tidak ada korelasi antara dua variabel o >0 – 0,25: Korelasi sangat lemah o >0,25 – 0,5: Korelasi cukup o >0,5 – 0,75: Korelasi kuat o >0,75 – 0,99: Korelasi sangat kuat o 1: Korelasi sempurna 1.3.6 Signifikansi Apa sebenarnya signifikansi itu? Dalam bahasa Inggris umum, kata, "significant" mempunyai makna penting; sedang dalam pengertian statistik kata tersebut mempunyai makna “benar” tidak didasarkan secara kebetulan. Hasil riset dapat benar tapi tidak penting. Signifikansi / probabilitas / α memberikan gambaran mengenai bagaimana hasil riset itu mempunyai kesempatan untuk benar. Jika kita memilih signifikansi sebesar 0,01, maka artinya kita menentukan hasil riset nanti mempunyai kesempatan untuk benar sebesar 99% dan untuk salah sebesar 1%. Secara umum kita menggunakan angka signifikansi sebesar 0,01; 0,05 dan 0,1. Pertimbangan penggunaan angka tersebut didasarkan pada tingkat kepercayaan (confidence interval) yang diinginkan oleh peneliti. Angka signifikansi sebesar 0,01 mempunyai pengertian bahwa tingkat kepercayaan atau bahasa umumnya keinginan kita untuk memperoleh kebenaran dalam riset kita adalah sebesar 99%. Jika angka signifikansi sebesar 0,05, maka tingkat kepercayaan adalah sebesar 95%. Jika angka signifikansi sebesar 0,1, maka tingkat kepercayaan adalah sebesar 90%. Pertimbangan lain ialah menyangkut jumlah data (sample) yang akan digunakan dalam riset. Semakin kecil angka signifikansi, maka ukuran sample akan semakin besar. Sebaliknya semakin besar angka signifikansi, maka ukuran sample akan semakin kecil. Unutuk memperoleh angka signifikansi yang baik, biasanya diperlukan ukuran sample yang besar. Sebaliknya jika ukuran sample semakin kecil, maka kemungkinan munculnya kesalahan semakin ada. Untuk pengujian dalam SPSS digunakan kriteria sebagai berikut: o Jika angka signifikansi hasil riset < 0,05, maka hubungan kedua variabel signifikan. o Jika angka signifikansi hasil riset > 0,05, maka hubungan kedua variabel tidak signifikan 1.3.7 Interpretasi Korelasi Ada tiga penafsiran hasil analisis korelasi, meliputi: pertama, melihat kekuatan hubungan dua variabel; kedua, melihat signifikansi hubungan; dan ketiga, melihat arah hubungan. Untuk melakukan interpretasi kekuatan hubungan antara dua variabel dilakukan dengan melihat angka koefesien korelasi hasil perhitungan dengan menggunakan kriteria sbb: • Jika angka koefesien korelasi menunjukkan 0, maka kedua variabel tidak mempunyai hubungan • Jika angka koefesien korelasi mendekati 1, maka kedua variabel mempunyai hubungan semakin kuat • Jika angka koefesien korelasi mendekati 0, maka kedua variabel mempunyai hubungan semakin lemah • Jika angka koefesien korelasi sama dengan 1, maka kedua variabel mempunyai hubungan linier sempurna positif. • Jika angka koefesien korelasi sama dengan -1, maka kedua variabel mempunyai hubungan linier sempurna negatif. Interpretasi berikutnya melihat signifikansi hubungan dua variabel dengan didasarkan pada angka signifikansi yang dihasilkan dari penghitungan dengan ketentuan sebagaimana sudah dibahas di bagian 2.7. di atas. Interpretasi ini akan membuktikan apakah hubungan kedua variabel tersebut signifikan atau tidak. Interpretasi ketiga melihat arah korelasi. Dalam korelasi ada dua arah korelasi, yaitu searah dan tidak searah. Pada SPSS hal ini ditandai dengan pesan two tailed. Arah korelasi dilihat dari angka koefesien korelasi. Jika koefesien korelasi positif, maka hubungan kedua variabel searah. Searah artinya jika variabel X nilainya tinggi, maka variabel Y juga tinggi. Jika koefesien korelasi negatif, maka hubungan kedua variabel tidak searah. Tidak searah artinya jika variabel X nilainya tinggi, maka variabel Y akan rendah. Dalam kasus, misalnya hubungan antara kepuasan kerja dan komitmen terhadap organisasi sebesar 0,86 dengan angka signifikansi sebesar 0 akan mempunyai makna bahwa hubungan antara variabel kepuasan kerja dan komitmen terhadap organisasi sangat kuat, signifikan dan searah. Sebaliknya dalam kasus hubungan antara variabel mangkir kerja dengan produktivitas sebesar -0,86, dengan angka signifikansi sebesar 0; maka hubungan kedua variabel sangat kuat, signifikan dan tidak searah. 1.3.8. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis uintuk korelasi digunakan uji T. Rumusnya sebagai berikut: Pengambilan keputusan menggunakan angka pembanding t tabel dengan kriteria sebagai berikut: • Jika t hitung > t table H0 ditolak; H1 diterima • Jika t hitung < t table H0 diterima; H1 ditolak Kita dapat juga menggunakan kurva seperti di bawah ini: Contoh: Hubungan antara kepuasan kerja dengan loyalitas pegawai Hipotesis berbunyi sbb: • H0: Tidak ada hubungan antara kepuasan kerja dengan loyalitas pegawai • H1: Ada hubungan antara kepuasan kerja dengan loyalitas pegawai Hasil t hitung sebesar 3,6 T table dengan ketentuan α= 0,05 Degree of freedom: n-2, dan n = 30 diketemukan sebesar: 2,048. Didasarkan ketentuan di atas, maka t hitung 3,6 > t table 2,048. Dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya ada hubungan antara kepuasan kerja dengan loyalitas pegawai Disamping menggunakan cara diatas, cara kedua ialah menggunakan angka signifikansi. Caranya sebagai berikut: Hipotesis berbunyi sbb: • H0: Tidak ada hubungan signifikan antara kepuasan kerja dengan loyalitas pegawai • H1: Ada hubungan signifikan antara kepuasan kerja dengan loyalitas pegawai Angka signifikansi hasil perhitungan sebesar 0,03. Bandingkan dengan angka signifikansi sebesar 0,05. Keputusan menggunakan kriteria sbb: o Jika angka signifikansi hasil riset < 0,05, maka H0 ditolak. o Jika angka signifikansi hasil riset > 0,05, maka H0 diterima Didasarkan ketentuan diatas maka signifikansi hitung sebesar 0,03 < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya Ada hubungan signifikan antara kepuasan kerja dengan loyalitas pegawai. Dalam SPSS pengujian dilakukan dengan menggunakan angka signifikansi. Oleh karena itu dalam contoh analisis pada bab berikutnya akan hanya menggunakan angka signifikansi. 1.3.9 Koefesien Determinasi Koefesien diterminasi dengan simbol r2 merupakan proporsi variabilitas dalam suatu data yang dihitung didasarkan pada model statistik. Definisi berikutnya menyebutkan bahwa r2 merupakan rasio variabilitas nilai-nilai yang dibuat model dengan variabilitas nilai data asli. Secara umum r2 digunakan sebagai informasi mengenai kecocokan suatu model. Dalam regresi r2 ini dijadikan sebagai pengukuran seberapa baik garis regresi mendekati nilai data asli yang dibuat model. Jika r2 sama dengan 1, maka angka tersebut menunjukkan garis regresi cocok dengan data secara sempurna. Interpretasi lain ialah bahwa r2 diartikan sebagai proporsi variasi tanggapan yang diterangkan oleh regresor (variabel bebas / X) dalam model. Dengan demikian, jika r2 = 1 akan mempunyai arti bahwa model yang sesuai menerangkan semua variabilitas dalam variabel Y. jika r2 = 0 akan mempunyai arti bahwa tidak ada hubungan antara regresor (X) dengan variabel Y. Dalam kasus misalnya jika r2 = 0,8 mempunyai arti bahwa sebesar 80% variasi dari variabel Y (variabel tergantung / response) dapat diterangkan dengan variabel X (variabel bebas / explanatory); sedang sisanya 0,2 dipengaruhi oleh variabel-variabel yang tidak diketahui atau variabilitas yang inheren. (Rumus untuk menghitung koefesien determinasi (KD) adalah KD = r2 x 100%) Variabilitas mempunyai makna penyebaran / distribusi seperangkat nilai-nilai tertentu. Dengan menggunakan bahasa umum, pengaruh variabel X terhadap Y adalah sebesar 80%; sedang sisanya 20% dipengaruhi oleh faktor lain. Dalam hubungannya dengan korelasi, maka r2 merupakan kuadrat dari koefesien korelasi yang berkaitan dengan variabel bebas (X) dan variabel Y (tergantung). Secara umum dikatakan bahwa r2 merupakan kuadrat korelasi antara variabel yang digunakan sebagai predictor (X) dan variabel yang memberikan response (Y). Dengan menggunakan bahasa sederhana r2 merupakan koefesien korelasi yang dikuadratkan. Oleh karena itu, penggunaan koefesien determinasi dalam korelasi tidak harus diinterpretasikan sebagai besarnya pengaruh variabel X terhadap Y mengingat bahwa korelasi tidak sama dengan kausalitas. Secara bebas dikatakan dua variabel mempunyai hubungan belum tentu variabel satu mempengaruhi variabel lainnya. Lebih lanjut dalam konteks korelasi antara dua variabel maka pengaruh variabel X terhadap Y tidak nampak. Kemungkinannya hanya korelasi merupakan penanda awal bahwa variabel X mungkin berpengaruh terhadap Y. Sedang bagaimana pengaruh itu terjadi dan ada atau tidak kita akan mengalami kesulitan untuk membuktikannya. Hanya menggunakan angka r2 kita tidak akan dapat membuktikan bahwa variabel X mempengaruhi Y. Dengan demikian jika kita menggunakan korelasi sebaiknya jangan menggunakan koefesien determinasi untuk melihat pengaruh X terhadap Y karena korelasi hanya menunjukkan adanya hubungan antara variabel X dan Y. Jika tujuan riset hanya untuk mengukur hubungan maka sebaiknya berhenti saja di angka koefisien korelasi. Sedang jika kita ingin mengukur besarnya pengaruh variabel X terhadap Y sebaiknya menggunakan rumus lain, seperti regresi atau analisis jalur. 1.4 Ringkasan Teknik analisis korelasi merupakan bagian dari teknik pengukuran asosiasi (measure of association) yang berguna untuk mengukur kekuatan hubungan dua variabel (atau lebih). Terdapat beberapa teknik analisis korelasi, diantaranya yang paling terkenal dan digunakan secara luas diseluruh dunia ialah teknik analisis korelasi Pearson dan Spearman. Korelasi merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan dua variabel. Korelasi tidak secara otomatis menunjukkan hubungan kausalitas antar variabel. Hubungan dalam korelasi dapat berupa hubungan linier positif dan negatif. Interpretasi koefesien korelasi akan menghasilkan makna kekuatan, signifikansi dan arah hubungan kedua variabel yang diteliti. Untuk melihat kekuatan koefisien korelasi didasarkan pada jarak yang berkisar antara 0 -1. Untuk melihat signifikansi hubungan digunakan angka signifikansi / probabilitas / alpha. Untuk melihat arah korelasi dilihat dari angka koefisien korelasi yang menunjukkan positif atau negatif. Konsep-konsep korelasi dalam bagian ini akan dijadikan sebagai pijakan atau landasan teori dalam menggunakan teknik korelasi di bagian-bagian berikutnya dalam buku ini. Oleh karena itu, pembaca perlu memahami konsep dasar korelasi sebelum menggunakannya. 1.5 Pertanyaan-Pertanyaan 1. Mengapa pengukuran asosiasi penting dalam kehidupan manusia sampai saat ini? 2. Apa yang dimaksud dengan asosiasi itu? 3. Sebutkan contoh-contoh teknik analisis yang termasuk dalam pengukuran asosiasi! 4. Apa kegunaan pokok teknik analisis korelasi? 5. Bagaimana kedudukan variabel dalam korelasi? 6. Apa maksud korelasi sama dengan 0? 7. Apa maksud korelasi tidak sama dengan 0? 8. Apa maksud korelasi sama dengan + 1? 9. Apa maksud korelasi sama dengan -1? 10. Kapan kita dapat menggunakan teknik korelasi? 11. Apa perbedaan antara korelasi dan kausalitas? 12. Apa perbedaan antara korelasi dan linieritas? 13. Apa saja asumsi dalam menggunakan korelasi dan terangkan maksudnya? 14. Sebutkan karakteristik korelasi! 15. Apa yang dimaksud dengan koefesien korelasi? Berikan contohnya! 16. Apa makna signifikansi dalam korelasi? Terangkan dengan jelas! 17. Apa saja hasil interpretasi dalam analisis korelasi? 18. Bagaimana melakukan pengujian hipotesis dalam korelasi? 19. Apa itu koefesien determinasi? 20. Perlukah kita menghitung koefesien determinasi dalam korelasi? Berikan penjelasannya. Read More..
Mengenai Saya
Info BLog
You Like B.J Habibie
Fan Box
Jumat, 09 November 2012
Minggu, 28 Oktober 2012
Kata-kata Bijak
Hargai apa yang kamu miliki, kebahagian tak akan pernah datang kepada orang yang tidak menghargai apa yang dimiliki.
proses itu pasti menyakitkan, tp d akhir Tuhan selalu siapkan sesuatu yg indah.
Mengalah adalah pilihan terbaik untuk tidak menyakiti satu sama lain.
Coba masukkan telunjuk jari anda dlam wadah y berisi air, kmudian angktlh telunjuk anda. Air y mnetes dri telunjuk anda bagaikan ilmu manusia y qt bagi bersama. begitu sedikitx d bndingkn dgn ilmu Allah y tanpa batas.
Read More..
Diposting oleh
ILHAM SYATA
di
01.46
0
komentar
Label: ABOUT ME
Senin, 02 April 2012
Bedanya Hanya Lima Menit
Tulisan ini sebuah renungan untuk menyisihkan sedikit waktu untuk ibadah, apalagi dengan banyak waktu. Terinspirasi dari teman saya yang setiap hari lewat di hadapan saya, seorang muadzdzin di masjid kantor saya, setiap itu pula saya melihat jam, selalu menunjukkan 5 menit sebelum waktu adzan shalat fardhu. Sejenak saya berfikir beberapa hal karenanya.
Subhanallah,,
hanya dengan menyisihkan waktunya 5 menit sebelum orang lain, dia mendapatkan pahala mengumandangkan adzan, yang akan dipanjangkan lehernya di hari kiamat.
عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنَ أَبِى سُفْيَانَ رضي الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « الْمُؤَذِّنُونَ أَطْوَلُ النَّاسِ أَعْنَاقًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ ».
“Mu’awiyah bin Abi Sufyan radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Para muadzdzin adalah orang-orang yang paling panjang lehernya di antara manusia pada hari kiamat.” (HR. Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Al Albani di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 1031)
Yang dimaksud “yang paling panjang lehernya di antara manusia pada hari kiamat” adalah;
Pertama, mereka adalah orang yang paling banyak harapannya pada saat orang-orang dalam kesusahan sedangkan mereka (para muadzdzin) sangat berharap diizinkan bagi mereka untuk masuk surga.
Kedua, mereka (para muadzdzin) sangat dekat dengan Allah.
Ketiga, mereka (para muadzdzin) tidak akan tenggelam di dalam keringat mereka, karena sesungguhnya manusia pada hari kiamat mereka berada di dalam keringat mereka sesuai dengan kadar amalan-amalan mereka.
Keempat, mereka (para muadzdzin) akan menjadi pemimpin-pemimpin pada hari kiamat. Orang Arab mengungkapkan kepemimpinan dengan panjang leher.
Kelima, mereka (para muadzdzin) tidak akan hina dan menundukkan pandangannya pada hari kiamat malu. (Lihat kitab At Taisir Bisyarh Al Jami’ Ash Shaghir, karya Al Munawi dan kitab An Niayah Fi Gharib Al Atsar, karya Ibnu Al Atsir).
Subhanallah, hanya dengan menyisihkan waktunya lima menit sebelum orang lain, dia mendapatkan pahala duduk di shaf pertama yaitu sangat besar sampai boleh berundi untuk mendapatkannya.
عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ رضي الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- «إِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الصَّفِّ الأَوَّلِ»
“Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat atas orang-orang yang di shaf pertama.” (HR. Ibnu Majah dan dihasankan oleh Al Albani di dalam kitab Shahih At Targhib Wa At Tarhib, no. 492).
Maksud dari “Allah dan para malaikat-Nya bershalawat atas orang-orang yang dishaf pertama” adalah:
Pertama, Allah merahmati atas orang-orang yang shalat di shaf pertama dan para malaikat berdoa bagi mereka mendapatkan taufik dan yang lainnya. (Lihat kitab Mir’atul Mafatih Syarh Misykat Al Mashabih, karya Al Mubarakfuri).
Kedua, Allah Ta’ala memuji orang-orang yang shalat di shaf pertama di hadapan para malaikat dan para malaikat mendoakan mereka mendapat ampunan, rahmat dan berkah. Lihat pada kitab Shahih Bukhari pada bab:
قَوْلِهِ (إِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِىِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا)
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ « لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِى النِّدَاءِ وَالصَّفِّ الأَوَّلِ ، ثُمَّ لَمْ يَجِدُوا إِلاَّ أَنْ يَسْتَهِمُوا عَلَيْهِ لاَسْتَهَمُوا ، وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِى التَّهْجِيرِ لاَسْتَبَقُوا إِلَيْهِ ، وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِى الْعَتَمَةِ وَالصُّبْحِ لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا»
“Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jikalau manusia mengetahui apa yang ada di dalam adzan dan shaf pertama, kemudian mereka tidak mendapatkan hal itu kecuali dengan berundi atasnya maka niscaya mereka akan berundi, jikalau mereka mengetahui apa yang ada di dalam bersegera pergi ke masjid maka niscaya mereka akan berlomba-lomba kepadanya, jikalau mereka mengetahui apa yang ada di dalam shalat isya’ dan shalat shubuh maka niscaya mereka akan mendatangi keduanya walau dalam keadaan merangkak.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Ibnu Rajab rahimahullah berkata,
فقوله : ( ( لو يعلم الناس ما في النداء والصف الاول ) ) – يعني : لو يعلمون فيهما من الفضل والثواب ، ثم لم يجدوا الوصول اليهما الا بالاستهام عليهما – ومعناه : الاقراع – لاستهموا عليهما تنافساً فيهما ومشاحة في تحصيل فضلهما واجرهما .
Sabda beliau: “Jikalau manusia mengetahui apa yang ada di dalam adzan dan shaf pertama”, maksudnya adalah jikalau mereka mengetahui di dalam keduanya terdapat berupa keutamaan dan ganjaran pahala, kemudian merela tidak mendapati untuk mendapatkan keduanya kecuali dengan berundi atasnya maka niscaya mereka akan berundi untuk mendapatkan keduanya sebagai bentuk persaingan dan ingin mendapatkan keutamaan dan pahala keduanya.” (Lihat kitab Fath Al Baari, karya Ibnu Rajab).
Subhanallah, hanya dengan menyisihkan waktunya lima menit sebelum orang lain, dia mendapatkan pahala sebanyak jamaah yang shalat karena panggilan adzannya.
عَنْ أُبَىِّ بْنِ كَعْبٍ رضي الله عنه قَالَ صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَوْمًا الصُّبْحَ فَقَالَ «… وَإِنَّ صَلاَةَ الرَّجُلِ مَعَ الرَّجُلِ أَزْكَى مِنْ صَلاَتِهِ وَحْدَهُ وَصَلاَتُهُ مَعَ الرَّجُلَيْنِ أَزْكَى مِنْ صَلاَتِهِ مَعَ الرَّجُلِ وَمَا كَثُرَ فَهُوَ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى ».
“Ubay bin Ka’ab radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “…Dan sesungguhnya shalat seseorang bersama satu orang lebih baik daripada shalatnya sendirian, dan shalatnya bersama dua orang lebih baik daripada shalatnya satu orang, dan apa saja yang lebih banyak (jumlah jama’ahnya) maka itu yang paling diskuai oleh Allah Ta’ala.” (HR. Abu Daud dan dishahihkan oleh Al Albani di dalam Shahih At targhib wa At Tarhib, no. 411).
Syaikh Abdul Muhsin Al Abbad hafizhahullah berkata,
وهذا يدل على فضل الجماعة؛ لأن صلاة الرجل مع الرجل أزكى من صلاته وحده، وصلاته مع الرجلين أزكى من صلاته مع الواحد، وكلما كان أكثر فهو أحب إلى الله عز وجل، وهذا يدلنا على فضل الجماعة، بل وعلى فضل كثرة الجماعة، وأنه كلما كانت الجماعة أكثر فذلك أفضل وأعظم أجراً عند الله عز وجل.
“Ini menunjukkan keutamaan shalat berjamaah, karena shalat seseorang bersama satu orang lebih baik daripada shalatnya sendirian, dan shalatnya bersama dua orang lebih baik daripada shalatnya satu orang. Dan setiap kali bertambah banyak maka itu yang paling dicintai oleh Allah Azza wa Jalla, dan ini menunjukkan keapda kita tentang keutamaan shalat berjamaah bahkan menunjukkan akan keutamaan banyaknya bilangan shalat berjamaah, yaitu setiap kali bertambah maka hal itu lebih utama dan lebih besar pahalanya di sisi Allah Azza wa Jalla.” (Syarh Sunan Abu Daud, karya Syaikh Abdul Muhsin Al Abbad hafizhahullah – syamela).
Subhanallah, hanya dengan menyisihkan lima menit sebelum orang lain, dia mendapatkan pahala duduk di dalam masjid menunggu shalat yaitu didoakan oleh para malaikat mendapat rahmat, ampunan dan taubat dari Allah Ta’ala.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « لاَ يَزَالُ الْعَبْدُ فِى صَلاَةٍ مَا كَانَ فِى مُصَلاَّهُ يَنْتَظِرُ الصَّلاَةَ تَقُولُ الْمَلاَئِكَةُ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ حَتَّى يَنْصَرِفَ أَوْ يُحْدِثَ ». فَقِيلَ مَا يُحْدِثُ قَالَ يَفْسُو أَوْ يَضْرِطُ.
“Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Masih saja seorang hamba terhitung di dalam shalat selama dia di tempat shalatnya menunggu shalat, maka para malaikat berdoa: “Wahai Allah ampunilah dia, rahmatilah dia sampai dia pergi atau berhadats”, ditanya: “Apakah (maksudnya) sampai dia berhadats?” dijawab: “mengeluarkan angin atau kentut.” (HR. Abu Daud).
Di dalam riwayat Muslim,
فَإِذَا دَخَلَ الْمَسْجِدَ كَانَ فِى الصَّلاَةِ مَا كَانَتِ الصَّلاَةُ هِىَ تَحْبِسُهُ وَالْمَلاَئِكَةُ يُصَلُّونَ عَلَى أَحَدِكُمْ مَا دَامَ فِى مَجْلِسِهِ الَّذِى صَلَّى فِيهِ يَقُولُونَ اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ اللَّهُمَّ تُبْ عَلَيْهِ مَا لَمْ يُؤْذِ فِيهِ مَا لَمْ يُحْدِثْ فِيهِ.
“Jika dia masuk masjid, maka dia ada di dalam shalat selam shalat menahannya dan para malaikat akan bershalawat atas salah seorang diantara kalian selama dia di tempat yang dia shalat di dalamnya, mereka berdoa: “Wahai Allah rahmatilah dia, Wahai Allah ampunilah dia, wahai Allah terimalah taubatnya”, selama dia tidak menyakiti di dalamnya atau berhadats di dalamnya.” (HR. Muslim).
Subhanallah, hanya dengan menyisihkan waktunya lima menit sebelum orang lain, dia mendapatkan pahala selalu melaksanakan shalat rawatib yaitu dibangunkan sebuah rumah di surga.
عَنْ أُمَّ حَبِيبَةَ رضي الله عنها تَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ «مَنْ صَلَّى اثْنَتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِى يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِىَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِى الْجَنَّةِ»
“Ummu Habibah radhiyallahu ‘anha berkata: “Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang shalat sebnayak dua belas rakaat pada sehari dan semalam, maka dibangunkan baginya sebuah rumah di dalam surga.” (HR. Muslim).
Subhanallah, hanya dengan menyisihkan waktunya lima menit sebelum orang lain, dia mendapatkan pahala berdoa diantara adzan dan iqamah, yaitu doanya tidak tertahan dan tertolak.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رضي الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « لاَ يُرَدُّ الدُّعَاءُ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ»
“Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak ditolak doa antara adzan dan iqamah.” (HR. Abu Daud).
Ash Shan’any rahimahullah berkata,
والحديث دليل على قبول الدعاء في هذه المواطن إذ عدم الرد يراد به القبول والإجابة ثم هو عام لكل دعاء ولا بد من تقييده بما في الأحاديث غيره من أنه ما لم يكن دعاء بإثم أو قطيعة رحم
“Dan hadits ini adalah dalil yang menunjukkan diterimanya doa pada tempat-tempat seperti ini, karena tidak ditolak dimaksudkan dengannya adalah penerimaan dan pengabulan, ini juga umum untuk setiap dia dan harus dibatasi dengan hadits-hadits lainnya yang menyebutkan bahwa selama bukan doa berupa dosa atau memutuskan silaturrahim.” (Lihat kitab Subul As Salam, karya Muhammad Ash Shan’any, 1/131).
Sebab kenapa dikabulkannya doa antara adzan dan iqamah, mari lihat penjelasannya dari Syaikh Abdul Muhsin Al Abbad hafizahullah,
عني: في فضله، وأن ذلك من أسباب قبول الدعاء أو من الأوقات التي يقبل فيها الدعاء، وذلك أن الإنسان عندما يكون بين الأذان والإقامة ينتظر الصلاة هو في صلاة وفي عبادة وفي إقبال على الله عز وجل وبعد عن مشاغل الدنيا والحديث فيها والتعلق بها، فيكون ذلك من الأوقات التي يقبل فيها الدعاء ويرجى فيها قبول الدعاء.
“Dan bahwa hal itu (berdoa antara adzan dan iqamah) termasuk sebab dikabulkannya dia atau merupakan waktu-waktu yang di dalamnya dikabulkan doa, yang demikian itu karena manusia ketika antara adzan dan iqamah menunggu shalat dan dia masih (dihitung) di dalam shalat dan ibadah dan di dalam perasaan menuju kepada Allah ‘Azza wa Jalla, jauh dari kesibukan dunia, pembicaraan di dalamnya serta keterkaitan dengannya, maka jadilah waktu itu termasuk waktu yang dikabulkan di dalamnya dia dan diharapkan di dalamnya pengabulan doa.” (Lihat Syarah Sunan Abu Daud, karya Syaikh Abdul Muhsin Al Abbad hafizhahullah – syameela).
Subhanallah, hanya dengan menyisihkan waktunya lima menit sebelum orang lain, dia mendapatkan pahala shalat berjamaah yaitu 27 derajat lebih tinggi daripada shalat sendirian.
عنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ «صَلاَةُ الْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلاَةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً»
“Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Shalat berjama’ah lebih utama dari pada shalat sendirian dengan dua pulu tujuh derajat.” (HR. Muslim).
Demikianlah… masih banyak pahalah dan ganjaran yang luar biasa yang Allah sediakan, padahal hanya menyisihkan waktu lima menit sebelum orang lain.
****
Tulisan ini bukan hanya sekedar berlomba menjadi muadzdzin akan tetapi leboh condong mengajak dan memotivasi kita bagaimana dengan hanya menyisihkan beberapa menit, beberapa jam, beberapa waktu untuk meluangkan ibadah maka niscaya dia akan mendapatkan keuntungan dunia sebelum akhirat.
Tujuan tulisan ini untuk orang-orang yang tidak mampu menyisihkan sedikit waktunya untuk beribadah apalagi banyak waktunya.
Read More..
Diposting oleh
ILHAM SYATA
di
05.54
0
komentar
Label: agama
Jumat, 20 Januari 2012
The best "Kata-kata Bijak".
Kita tidak menemukan sesuatu yang kita cintai begitu dalam lalu melepaskannya. Kita terus berpegang padanya.
You don’t find something you love that much and let it go. You hold on to it throw yourself in deeper ~ Grey’s Anatomi
Posted in Cinta, Film | Leave a comment
The Truth.
posted by Ilham Syata, January 19 2012.
The truth about the truth is… it hurts.. so … we lie… ~Meredith Grey (Grey’s Anatomy)
Posted in Film, Kebenaran, Kehidupan | 1 Comment
Sesuatu Yang Lebih
Posted on , 2012 by ILHAM SYATA
Something You Love
Jika Anda menginginkan sesuatu yang belum pernah anda miliki, Anda harus bersedia melakukan sesuatu yang belum pernah Anda lakukan.
If you want something you’ve never had, you must be willing to do something you’ve never done.
~ Thomas Jefferson
Posted in Kebijaksanaan, Kekayaan | Tagged thomas jefferson |
Hal Kecil dengan Cinta
Posted on january, 2012 by Kata Bijak Motivasi(ILHAM SYATA)
Dalam kehidupan ini kita tidak dapat selalu melakukan hal yang besar. Tetapi kita dapat melakukan banyak hal kecil dengan cinta yang besar.
In this life we cannot always do great things. But we can do small things with great love
~Mother Teresa
Posted in Cinta, Kehidupan, Pengembangan Diri | Tagged Mother Teresa |
Tentang Visi
Posted on , 2012 by Kata Bijak Motivasi
Visi tanpa eksekusi adalah lamunan. Eksekusi tanpa visi adalah mimpi buruk.
Vision without execution is a daydream. Execution without vision is a nightmare.
~ Japanese Proverb
Posted in Kehidupan, Pengembangan Diri, Perubahan, Tujuan |
Hidup Ini Singkat
Posted on 12, 2012 by Kata Bijak Motivasi
Hidup ini singkat. Tidak ada waktu untuk meninggalkan kata-kata penting tak terkatakan.
Life is short. There is no time to leave important words unsaid.
~ Paulo Coelho
Posted in Kehidupan | Tagged Paulo Coelho |
Cara Memulai
Posted on , 2012 by Kata Bijak Motivasi
Cara memulai adalah dengan berhenti berbicara dan mulai melakukan.
The way to get started is to quit talking and begin doing.
~ Walt Disney
Posted in Bisnis, Edukasi, Kebiasaan, Kebijaksanaan | Tagged Walt Disney |
Pikiran Ibarat Parasut
Posted on 14, 2012 by Kata Bijak Motivasi
Pikiran kita ibarat parasut, hanya berfungsi ketika terbuka.
Minds are like parachutes – they only function when open.
~ Thomas Dewar
Posted in Kehidupan | Tagged Thomas Dewar |
Sukses Adalah Perjalanan
Posted on december 29, 2012 by Kata Bijak Motivasi
Sukses adalah sebuah perjalanan, bukan tujuan akhir
Success is a journey, not a destination.
~ Ben Sweetland
Posted in Kebijaksanaan, Kesuksesan | Tagged Ben Sweetland |
Memberi dan Menerima
Posted on January 16, 2012 by Kata Bijak Motivasi
Mereka yang dapat memberi tanpa mengingat, dan menerima tanpa melupakan akan diberkati.
Blessed are those that can give without remembering and receive without forgetting.
Read More..
Diposting oleh
ILHAM SYATA
di
23.23
0
komentar
Label: ABOUT ME
Minggu, 10 April 2011
Fungsi
Kita mengatakan bahwa kuantitas y merupakan fungsi dari kuantitas lainnya x jika nilai y ditentukan oleh nilai x. jika f menandakan fungsi, maka kita mengindikasikan ketergantungan y pada x dengan cara menuliskan rumus y =f(x). huruf x disebut variable independen dan huruf y disebut variable devenden. Variable independen juga disebut argument disebut dari fungsi, dan variable devenden disebut nilai dari fungsi tersebut.
Contohnya, luas A dari suatu bujursangkar merupakan fungsi dari panjang s dari sisi bujursangkar itu, dan fungsinya dapat dieksperisikan oleh rumus A = s^2 . di sini, s adalah variable independen dan A adalah vriable devenden.
Domain dari suatu fungsi adalah himpunan bilangan dimana fungsi tersebut dapat diterapkan artinya himpunan bilangan yang dipasangkan dengan variable independen tersebut. Range dari suatu fungsi adalah himpunan bilangan di mana fungsi tersebut berasosiasi dengan bilangan-bilangan pada domain.
Kalkulus edisi keempat, frank ayres dan Elliot mendelson .erlangga.tahun 2004
Sebuah fungsi f didefenisikan kontinu pada x_0 jika 3 syarat berikut terpenuhi:
f(x_0) terdefenisi
lim┬(x→x_0 )f(x)ada
lim┬(x→x_0 )〖f(x)=〗 f(x_0)
Defenisi:
F kontinu pada [a,b] jika f kontinu pada tiap titik dalam interval terbuka (a,b), f kontinu di bagian kanan pada a, dan f kontinu bagian kiri pada b.
Kalkulus edisi keempat, frank ayres dan Elliot mendelson .erlangga.tahun 2004
Fungsi adalah hal yang sangat dibicarakan di dalam pengajaran kalkulus. Jika bilangan real adalah semesta pembicaraan kalkulus, dapatlah dikatakan bahwa fungsi adalah landasan berpijak kalkulus untuk berkembang dan menjadi besar. Suatu hal yang sering dilupakan, ingin memahami fungsi tapi tidak mampu membedakan antara variable dengan konstanta. Ini hal yang sangat tidak mungkin. Untuk dapat memahami fungsi dengan baik harus mampu membedakan antara variable dan konstanta
Variable dan konstanta
Himpunan bilangan real adalah himpuanan semesta pembicaraan kalkulus. Symbol yang mewakili anggota semesta pembicaraan tertentu dinamai konstanta. Misalnya symbol 3,4,-7, √3, √8. Kadang-kadang untuk menyatakan bentuk umum digunakan huruf untuk menyatakan konstanta, misalnya y=ax+b, y=〖ax〗^2+bx+c . disini a,b, dsan c adalah symbol untuk konstanta tetapi masih bersifat umum digunakan , artinya bentuk khususnya a,b, dan adalah angka-angka, misalnya y=2x+3, y=〖1x〗^2+4x+7. Jika konstanta disimbolkan dengan huruf abjad pertama, kedua, ketiga, ketiga dan seterusnya disesuaikan dengan keperluan.
Symbol yang mewakili anggota semesta pembicaraan sembarang dinamai variable. Biasanya symbol yang digunakan adalah huruf abjad diambil dari belakang, misalnya x,y,z,u,v,w…
contoh
2x+3=0
2,3, dan 0 adalah konstanta dan x adalah variable.
〖ax〗^2+bx+c= 0
a, dan b adalah konstanta
x adalah variabel
〖y=x〗^2+4x+7
1,4, dan 7 adalah konstanta
Dan x dan y adalah variable.
Defenisi
Fungsi didefenisikan sebagai berikut
Fungsi f dari himpunan A ke himpunan B adalah perkawanan yang menghubungkan setiap anggota himpunan A dengan tepat 1 anggota pada himpunan B.
Himpunan x dinamai domain fungsi f dan diberi symbol D(f). himpunan yang dinamai y dinamai range fungsi f dan diberi symbol R(f)
Penjelasan
Fungsi f dapat dituliskan sebagai f= {(x,y)│y=2x^2-4} dikatakan fungsi f didefenisikan dengan rumus y=2x^2-4. Dan y=2x^2-4 dinamai fungsi f. x adalah vriabel bebas serta y adalah variable terikat.
Biasanya fungsi f yang didefenisikan dengan rumus y=2x^2-4atau fungsi f(x)=2x^2-4. Apa artinya f(x)?. f(x) adalah peta dari x oleh pemetaan f
F:x→2x^2-4
F(x) =2x^2-4
Jika suatu fungsi dinyatakan dengan f(x)=2x^2-4, yang dimaksud dengan f(2) adalah nilai fungsi f untuk x=2. Jadi f(2) =2〖(2)〗^2-4=4.
Fungsi f(x)=2x^2-4 mempunyai domain D(f)=(-∞,+∞) dan range R(f)=(-4,+ ∞).
Persamaan y^2=4-x^2 tidak dapat digunakn sebagai rumus fungsi Karena untuk satu harga x didapat dua harga y, misalnya untuk x=0 didapat y_1=2 dan y_2=2.
Read More..
Diposting oleh
ILHAM SYATA
di
22.04
0
komentar
Label: Soal
तुजुँ Makalah
Tujuan dari makalah ini yaitu;
1. Dapat menambah wawasan tentang cara menulis akademik yang baik dan sesui prosedur.
2. Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan diharapkan bermanfaat bagi kita semua.
3. Untuk mengetahui arti dan makna menulis akademik.
4. Untuk membahas cara menulis makalah yang benar.
Manfaat Makalah
C. Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah;
1. Sebagai bahan acuan dalam menulis akademik.
2. Memberikan penjelasan dan tata cara pembuatan makalah.
3. Sebagai pembelajaran untuk menulis dan memahami materi tentang menulis akademik
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Menulis
Menulis adalah kegiatan menyusun serta merangkaikan kalimat sedemikian rupa agar pesan, informasi, serta maksud yang terkandung dalam pikiran, gagasan, dan pendapat penulis dapat disampaikan dengan baik. Untuk itu, setiap kalimat harus disusun sesuai kaidah-kaidah gramatika, serta mampu mendukung pengertian baik dalam taraf signifinance maupun taraf value. Kalimat-kalimat yang demikian itu diwujudkan diatas kertas dengan menggunakan media visual menurut grafologi tertentu. Penguasaan terhadap sistem grafologi ini, yaitu sistem yang digunakan dalam suatu bahasa merupakan kemampuan prasarana yang harus dukuasai oleh seorang penukis.
Ada tiga tahap proses menulis sebagaimana ditawarkan oleh David Nunan, yaitu : (1) tahap prapenulisan, (2) tahap penulisan, dan (3) tahap revisi atau penyempurnaan. Untuk menerapan ketiga tahap tersebut,diperlukan keterpaduan antara proses dan pruduk menulis di dalam kelas.
Di samping kekurangan bahasa tulis sebagaimana dikemukakan diatas, bahasa tulis juga mempunyai kelebihan-kelebihan. Pertama, bentuk-bentuk grafis kata-kata atau yang dirangkai dalam kalimat secara gramatikal terlihat sebagai sesuatu yang tetap dan stabil.
Kedua, pemakaian bentuk-bentuk bahasa pada tingkat morfologi, sintaksis, serta semantik dalam bahasa tulis dapat lebih cermat dikontrol oleh penulis, sehingga pemakaian bentuk-bentuk bahasa tersebut sesuai dengan kaidah gramatikal.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis makalah:
1. Menulis sebagai proses kreatif
Menulis merupakan suatu proses kreatif yang banyak melibatkan cara berpikir divergen (menyebar) dari pada konvergen (memusat)(supriadi, 1997). Menulis tidak ubahnya dengan melukis. Penulis mempunyai banyak ide, gagasan, pendapat, pikiran, perasaan serta obsesi yang akan dituliskannya. Kendatipun secara teknis ada kriteria yang dapat diikuti, tetapi wujud yang akan dihasilkan itu sangat bergantung pada kepiawaian, imajinasi, dan kekreatifan penulis dalam mengungkapkan gagasan.
Sebagai proses kreatif yang berlangsung secara kognitif, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan tulisan ilmiah sekurang-kurangnya memuat empat tahap, yaitu: (1) Tahap persiapan atau pra penulisan. (2) Tahap inkubasi. (3) Tahap iluminasi. (4) tahap ferifikasi/evaluasi.
Proses kreatif tidak identik dengan proses, urutan kegiatan, atau langkah-lanhkah mengembangkannlaporan tetapi lebih banyak merupakan proses kognitif atau bernalar.
Tahap pertama, dalam proses kreatif adala persiapan atau prapenulisan yaitu ketika seseorang merencanakan, mempersipkan diri, mengumpulkan dan mencari informasi, merumuskan masalah, menentukan arah dan fokus tulisan, mengolah informasi, menarik tafsiran dan inferensi terhadap realitas yang akan dihadapi, berdiskusi, membaca, mengamati, melakukan survei dan lain-lain. Semua ini akan memperkaya masukan kognitif untuk diproses pada tahap selanjutnya.
Tahap kedua, inkubasi- ketika seseorang memroses informasi yang telah dimiliki sedemikian rupa, sehingga mengantarkan pada ditemukannya pada pemecahan masalah, jalan keluar/solusi yang dicarinya. proses ini sering terjadi secara tidak sengaja dan tidak disadari dan memang berlangsung dalam kawasan bawah sadar, yang pada dasarnya melibatkan perluasan pikiran.
Tahap ketiga, iluminasi adalah ketika datangnya inspirasi atau insight yaitu gagasan datang seakan tiba-tiba dan berloncatan dari pikiran kita. Iluminasi tidak mengenal waktu dan tempat. Jika proses iluminasi itu terjadi, sebaiknya gagasan yang muncul secara tiba-tiba dan amat dinantikan itu segera dicatat, jangan di biarkan berlarut-larut, apalagi sampai hilang kembali, sebab momentum itu biasanya tidak berlangsung lama.
Tahap keempat, verifikasi/evaluasi yaitu apa yang dituliskan sebagai hasil dari tahap iluminasi itu diperiksa kembali, diseleksi,dan disusun sesuai dengan fokus laporan/tulisan yang diinginkan. Munkin ada bagian yang yang tida perlu di tuliskan, atau ada hal-hal yang perlu dituliskan, atau ada hal-hal yang perlu ditambahkan, dikembangkan, disempurnakan dan lain-lain. Mungkin juga ada bagian-bagian yang mengandung hal-hal yang peka, sehingga perlu dipilih kata-kata, istilah, konsep-konsep atau kalimat yang lebih sesuai, tanpa menghilangkan esensi tulisan yang kita kehendaki itu. Jadi, dalam tahap keempat ini kita menguji dan menghadapkan apa yang kita tulis itu sesuai atau tidak dengan realitas sosial, budaya, nilai-nilai, norma-norma serta aturan yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat yang bersngkutan. Disinilah seorang penulis dituntut ke piawaian, kecerdasan, ketelitian, dan kekreatifannya dalam karya tulis.
2. Langkah-langkah menulis akademik
Proses penulisan memang berbeda antara orang yang satu dengan yang lain. Namun, banyak penulis yang menggambarkan proses penulisan yang mereka lakukan memiliki langkah-langkah yang relatif sama, yaitu sebagai berikut: (1) merencanakan, (2) menulis, (3) merefleksikan, dan (4) merevisi.
a. Merencanakan
Sebagai kegiatan yang kompleks, menulis membutuhkan perencanaan yang memadai. Dalam proses perencanaan, kegiatan-kegiatan berikut sangat penting diperhatikan oleh setiap penulis.
1) Mengumpulkan bahan
Hampir semua penulis mengumpulkan segala sesuatu yang mereka perlukan berupa data, informasi, bacaan sebelum memulai menulis. Tahap seperti inilah yang pada hakikatnya sbagai tahap pengumpulan bahan untuk menulis.
2) Menentukan tujuan dan bentuk
Dalam penulisan ilmiah, tujuan dan bentuk yang dipilih seringditentukan oleh situasi. Misalnya, dalam membuat laporan penelitian, format, dan tujuan laporan munkin sudah ditentukan oleh sponsor atau pemberi dana penelitian.
3) Menentukan pembaca
Pembaca yang berbeda akan memerlikan bacaan yang berbeda pula. Oleh karena itu, penulis perlu mngetahui keadaan pembaca sebaik-baiknya. Penulis juga perlu mengetahui apa yang diinginkan, diperlukan, atau yang diharapkan oleh pembaca.
b. Menulis
Bagi kebanyakan penulis yang sudah profesional, biasanya situasi memaksa mereka untuk menulis sebelum benar-benar siap. Dalam penulisan ilmiah, karena kompleksnya isi dan adanya batas waktu yang sudah pasti, lebih baik menulis seawal munkin, lebih-lebih penulis sudah mempersiakan bahan sebagai bahan dasar penulisan, dan paling akhir sedikit menyusun draf untuk mencapai hasil akhir.
c. Merefleksikan
Teknik yang sering digunakan oleh penulis karangan ilmiah, sebelum merangkum karangannya mereka merefleksikan apa yang sudah mereka tulis. Kesempatan ini memungkinkan penulis memperoleh perspektif yang segar tentang kata-kata yang mulanya sangat betul tetapii kemudian terasa salah.
d. Merevisi
Mengerjakan refisi merupakan langkah yang sangat penting untuk menghasilkan tulisan yang baik. Akan tetapi, hal ini seringkali kurang mendapatkan perhatian dibandingkan dengan langkah-langkah yang lainnya. Revisi, perbaikan, dan penyempurnaan tilisan yang dilaksanakan secara berhati-hati dan seksama dapat menghasilkan tulisan yang jelas, terarah, terfokus sesuai dengan keinginan penulis dan pembaca.
Tulisan ilmiah selalu membawa nama penulisnya. Oleh karena itu, penulis sebaiknya tidak terlalu cepat puas dengan apa yang pernah ditulis. Upayakan jangan sampai para pembaca tidak dapat memahaminya, atau salah menginterpretasikan serta menafsirkan tulisannya karena tidak jelas arah, fokus dan tujuannya.
B. Menulis Makalah
Menulis makalah merupakan tahap lanjutan dari kegiatan menulis artikel ilmiah. Jika sesorang telah terbiasa menulis artikel atau karangan nonfiksi lainnya dalam bentuk sederhana, maka dia tidak akan menjumpai kesulitan berarti dalam menyusun bahasan yang lebih luas seperti makalah.
Berikut ini disajikan pengertian makalah, jenis makalah, sistematik makalah, dan menulis makalah.
1. Pengertian makalah
Makalah adalah karya tulis ilmiah mengenai suatu topik tertentu yang mencakup dalam ruang lingkup suatu perkuliahan atau yang berkaitan dengan suatu tema seminar, simposium, diskusi atau kegiatan ilmiah yang lain. Makalah sering juga disebut dengan paper(kertas kerja) adalah jenis karya tulis yang memerlukan studi baik secara langsung , ataupun secara tidak langsung.
2. Jenis makalah
Secara umum baik dalam kegiatan akademik maupun non akademik dekenal dua jenis makalah yaitu makalah biasa(common paper) dan makalah posisi(position paper). Makalah biasa dapat dituliskan sseseorang untuk mendeskripsikan nsuatu kebijakan, gagasan, atau temuan kapada khalayak.
Dalam makalah posisi tidak hanya diminta menunjukan penguasaan mengenai suatu teori atau pandangan tertentu, tetapi juga dipersyaratkan untuk menunjukkan dipihak mana dia berdiri beserta alasannya yang didukung oleh teori-teori atau data yang relevan. Jadi kamampuan analisis, sintesis, dan evaluasi sangat diperlukan untuk membuat makalah posisi.
3. Sistematika makalah
Makalah biasa disusun dengan sistematika sebagai berikut : (1) judul, (2) abstrak, (3) pendahuluan, (4) isi, (5) simpulan, (6) daftar pustaka. Makalh ilmiah yang sering disusun oleh mahasiswa disebut dengan istilah term paper, biasanya disingkat paper. Paper ini merupakan jenis tugas tertulis dalam suatu pemasalahan yang sedang aktual di masyarakat. Keenam butir ini dapat diuraikan seperti berikut ini.
a. Judul Karangan
Judul dapat dipandang sebagai tanda pengenal karangann dan sekaligus juga kunci utama untuk mengetahui isi karangan. Oleh karena itu, judul harus dapat mencerminkan seluruh isi karangan dan dapat menunjukkan fokus serta permasalahan pokok karangan. Judul juga harus disusun secara singkat, artinya judul tidak boleh disajikan dalam bentuk kalimat atau frasa yang panjang tetapi cukup dalam bentuk ungkaan yang singkat dan padat.
b. Abstrak
Abstrak atau ringkasan biasanya berisi inti sari keseluruhan tulisan, ditulis secara naratif dan diketik satu spasi serta paling banyak tiga paragraf atau sekitar 150-200 kata. Abstrak memuat latar belakang masalah, tujuan, kesimpulan, dan saran yang ditulis secara padat.
c. Pendahuluan
Bagian pendahuluan terdiri atas latar belakang masalah yang disusun dalam alur pikir yang logis, yang menunjukkan kesenjangan antara situasi yang ada dengan situasi yang diharapkan (das sollenn dan das sein).
d. Pembahasan
Bagian ini merupakan inti makalah. Pada bagian ini hendaknya dikemukakan deskripsi tentang subjek studi, analisis permasalahan, dan solusi pemecahannya. Pada bagian ini aspek-aspek yang dipersoalkan pada bagian pendahuluan dikajii dan dianalisis satu demi satu, sehingga masalah yang dipersoalkan itu menjadi jelas keduduknnya dan pemecahannya. Untuk memperkuat daya analisis, penulis hendakknya digunakan teori, data atau pandangan ahli.
e. Kesimpulan
Secara umum kesimpulan berisi hasil dari seluruh pembahasan dan setidak-tidaknya bberisi jawaban atas semua permasalahan yang dikemukakan dalam pendahuluan.
f. Daftar Pustaka
Bagian ini memuat pustaka atau rujukan yang diacu dalam makalah. Rujukan ini disusun kebawah menurut abjad nama akhir penulis pertama. Buku dan makalah tidak dibedakan, kecuali penyusunananya dari kiri ke kanan. Untuk buku, teknik penulisan daftar pustaka sebagai berikut : nama penulis, tahun terbit, judul buku, jilid (jika ada), terbitan ke-, nama kota dan nama penerbit.
C. Langkah-langkah dalam Menulis makalah
a. Menentukan dan membatasi topic
Topik (bahasa Yunani:topoi) adalah inti utama dari seluruh isi tulisan yang hendak disampaikan atau lebih dikenal dengan dengan topik pembicaraan.
Langkah pertama menuju menulis makalah yang baik adalah memilih topik yang akan ditulis. Tentu saja, bukan? Kalau Anda tidak mempunyai topik, lalu mau menulis tentang apa? Untuk makalah kelas, biasanya topik ini sudah ditentukan oleh dosen pemegang mata kuliah tersebut sesuai dengan materi yang dibahas dalam matakuliah tersebut, misalnya tentang kurikulum, hukum Islam, teknologi terapan, dan sebagainya. Nah, kalau topik Anda sudah ditentukan, misalnya tentang pendidikan Islam, maka jangan menulis makalah tentang tasawuf. (Terus terang saja, walaupun agak aneh, pernah ada mahasiswa saya yang berbuat seperti itu. Rupanya dia merasa kesulitan menulis makalah dan menyerahkan makalah asal saja. Tentu saja ia tidak lulus dalam matakuliah itu. Saya tidak punya waktu untuk memeriksa apakah itu karya dia sendiri atau bukan.)
Dalam kasus skripsi (tesis, disertasi), topik itu tidak ditentukan oleh dosen dan Anda harus mencari sendiri topik untuk skripsi Anda. Berikut ini adalah beberapa tips untuk menemukan atau mempertajam topil atau masalah yang akan Anda tulis.
Kebanyakan makalah yang baik itu ditulis di seputar pertanyaan. Karena itu, ada baiknya kalau Anda juga meulis makalah Anda di seputar pertanyaan-pertanyaan yang Anda buat sendiri. Dari mana Anda dapat menemukan topik untuk ditulis? Anda dapat menemukan sesuatu yang dapat ditulis dalam setiap buku teks. Ambil saja beberapa teks yang menarik perhatian Anda dan periksalah secara seksama.
Ajukan beberapa pertanyaan berikut pada diri anda tentang hal itu untuk melihat apakah Anda dapat menemukan suatu pertanyaan yang dapat dijawab dalam makalah Anda. Misalnya, apakah informasi yang Anda peroleh dari buku teks itu menceritakan/memberti tahu Anda tentang segala yang mungkin ingin Anda ketahui tentang masalah tersebut? Apakah Anda yakin itu akurat? Apakah pengarangnya, membuat asumsi-asumsi yang perlu diperiksa? Dapatkah dua bagian yang menarik dalam teks itu ditunjukkan dengan cara yang bermanfaat? Makalah Anda adalah suatu usaha untuk menulis jawaban yang teratur rapi atas pertanyaan apapun yang Anda putuskan, dengan menggunakan fakta untuk membuktikan (atau sedikitnya mendukung) pendapat Anda itu.
Kesalahan paling umum yang dibuat para mahasiswa dalam memilih topik makalah adalah memilih topik yang terlalu umum. Kalau topik Anda terlalu umum (luas), maka biasanya Anda hanya akan bisa berbicara tentang hal-hal yang bersifat umum atau permukaan saja dan itu biasanya sudah banyak diketahui orang. Sebelum Anda bisa bercerita tentang hal yang spesifik dan menarik, batasan halaman makalah Anda sudah habis. Oleh karena itu, pilihlah topik yang cukup spesifik sehingga Anda bisa bercerita tentang hal itu dengan cukup detil. Topik yang paling spesifik pun akan selalu mempunyai cukup aspek untuk suatu makalah yang panjang, jika Anda mau memikirkannya sejenak.
MENEMUKAN SUMBER MATERI
Sesudah mempunyai topik yang menarik dan penting (bagi pembaca), maka langkah selanjutnya adalah menemukan di mana informasi yang dapat dijadikan bahan tulisan itu berada. Ini penting karena, dalam menulis makalah akademik, Anda tidak boleh hanya mengarang saja, menuliskan pendapat Anda tanpa mengaitkannya dengan perkembangan pengetahuan mutakhir di bidang itu. Itu artinya Anda harus mengetahui apa yang telah ditulis orang (para pakar) di bidang itu sejauh ini.
1.Batasan.
Biasanya, untuk makalah kelas, dosen akan membatasi sumber materi makalah Anda hanya pada materi-materi yang tersedia di perpustakaan kampus dan yang berumur tidak lebih dari 20 tahun, kecuali jika sifat makalah itu mengaruskan Anda untuk memeriksa tulisan yang lebih tua dari segi pandangan sejarah.
2. Panduan untuk menemukan sumber informasi.
1) Mulailah dengan membuat daftar judul topik untuk menampung topik- topik yang mungkin masuk dalam kategori itu.
2) Mulailah membuat kumpulan kartu dengan menggunakan format berikut.
a) Buku dan artikel majalah:
i. Masalah/topik.
ii. Pengarang
iii. Judul
iv. Data penerbitan
v. Nomor Perpustakaan
b) Berita:
i. Masalah/topik
ii. Data penerbitan
iii. Judul
c) Majalah berkala:
i. Pengarang
ii. Judul
iii. Nama Majalah Berkala
iv Nomor Majalah dan nomor halaman
v. Bulan dan Tahun Penerbitan.
Pilahlah kartu-kartu ini menjandi kelompok (a) buku dan (b) jilid majalah/jurnal berkala. Kemudian lihatlah nomor perpustakaan majalah berkala lainnya dan pilahlah berdasarkan perpustakaan yang menyimpapnya (kalau perguruan tinggi Anda memiliki beberapa perpustakaan). Penyortiran ini akan menghemat waktu Anda di perpustakaan.
3. Lihatlah katalog kartu di perpustakaan untuk mencari buku- catatlah nama pengarang, judul, penerbit, tanggal penerbitan dan nomor kode perpustakaannya.
4. alau perpustakaan Anda memilikinya, bacalah panduan jurnal/majalah berkala, seperti:
o Education Index
o Readers Guide
o International Index to Periodicals
o Psychological Abstracts
Indeks-indeks ini dapat membantu Anda menemukan artikel tentang topik apapun. Indeks-indeks ini menyebutkan judul topik, dengan berbagai judul artikel di bawahnya, serta lokasi setiap artikel. Anda juga dapat meminta bantuan mesin pencari informasi seperti Google, Yahoo, Alta Vista, dsb.
b. Membuat Kerangka dan Mengumpulkan Bahan.
Setelah menemukan di mana artikel-artikel yang mungkin relevan dengan topik yang ingin Anda tulis, maka langkah selanjutnya adalah membaca artikel-artikel tersebut dan mencatat hal-hal yang Anda anggap penting yang ada dalam artikel tersebut. Dalam tahap ini, Anda meningkatkan pengetahuan dan pemahaman Anda tentang masalah tersebut dengan cara membaca informasi yang pernah ditulis orang tentang masalah tersebut. Ketika membaca tersebut, Anda perlu juga mencatat hal-hal penting dari artikel itu sebagai bahan tulisan Anda. Dengan catatan tersebut, Anda tidak perlu lagi mencari-cari atau membaca kembali artikel tersebut ketika Anda memerlukannya. Berikut ini adalah beberapa tips untuk melakukan tahap ini.
A. Periksalah Artikel.
Memeriksa beberapa nomor sekaligus akan menghemat langkah Anda.
Bacalah secara cepat sumber informasi Anda, untuk menemukan bahan/materi yang bermanfaat, kemudian catatlah hal itu dengan baik, termasuk kutipan dan informasi untuk catatan kaki. Dengan catatan yang baik, Anda tidak perlu kembali membaca sumber ini lagi. Buatlah catatan ini pada kartu-kartu yang terpisah untuk setiap pengarang- mengidentifikasi informasi itu berdasarkan pengarangnya.
B. Berhati-hatilah dalam mencatat; berusahalah untuk akurat dan jujur.
Pastikan bahwa Anda tidak mengubah maksud pengarang. Ingat bahwa Anda tidak ingin mengumpulkan hanya hal-hal yang akan mendukung pendapat Anda saja, dan mengabaikan fakta atau pendapat lain. Pembaca ingin juga mengetahui sisi lain dari masalah itu. Oleh karena itu, pastikan bahwa Anda juga mengumpulkan pendapat atau fakta yang berbeda atau bertentangan dengan pendapat Anda.
C. Carilah bahan/materi yang benar.
1. Carilah fakta, bukan hanya pendapat. Bandingkan fakta itu dengan kesimpulan pengarang.
2. Dalam laporan penelitian, perhatikan metoda dan prosedur penelitiannya, dan jangan takut untuk mengkritik metode dan prosedur itu. Jika informasi itu bukan kuantitatif, tunjukkan perlunya penelitian yang obyektif, kuantitatif, dan terkendali dengan baik.
c. Membaca pustaka dan menentukan bagian-bagian penting yang akan dirujuk.
d. Menulis draf makalah
Draf Makalah adalah Bagian-bagian penting dalam penulisan makalah.
1. Sesudah mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang cukup menyeluruh tentang masalah tersebut, Anda tidak perlu tergesa-gesa menulis draft makalah Anda. Anda perlu terlebih dahulu menata pengetahuan dan pemahaman Anda yang kini banyak itu menjadi suatu penyajian yang terfokus, logis, dan runtut. Mungkin yang Anda tulis dalam makalah tidak akan sebanyak yang Anda ketahui karena, di samping dibatasi oleh jumlah halaman. Juga karena tulisan itu harus terfokus dan hanya hal-hal yang relevan sajalah yang boleh Anda sajikan dalam makalah itu. Fikirkan kembali apa topik dan tujuan tulisan Anda, dan bahan seperti apa yang sudah Anda temukan. Berikut ini adalah beberapa tips untuk mengerjakan tahap ini.
2. Bacalah kembali catatan Anda untuk menemukan tema utama dalam masalah Anda. Pilahlah kartu-kartu Anda ke dalam kelompok-kelompok yang alami, kemudian cobalah untuk memberi nama pada setiap kelompok itu. Gunakan nama-nama ini untuk judul pembagian utama dalam outline Anda.
e. Menyunting sendiri draf makalah
Setelah selesai menulis darft pertama, jangan terburu-buru menyerahkan makalah itu kepada dosen. Anda masih perlu memoles makalah Anda agar tampak rapi dan meyakinkan, tanpa ada kesalahan ketik, kesalahan tata bahasa, dan kesalahan pemilihan kata. Itu akan mempengaruhi kesan, pemahaman dan penilaian pembaca (dosen) Anda.
A. Cobalah untuk membaca makalah itu seolah-olah itu adalah sesuatu yang baru dan tidak begitu Anda kenal. Hal itu bisa Anda lakukan dengan menjauhkan makalah itu dari Anda selama dua atau tiga hari sesudah Anda selesai menulis draft pertama itu.
B. Bacalah makalah itu dengan suara keras. Ini adalah salah satu cara yang baik untuk memastikan bahwa bahasa dalam makalah itu tidak canggung, dan bahwa bahasa makalah itu "mengalir" dengan baik.
C. Periksalah ketepatam ejaan, pengungkapan dan konstruksi kalimat Anda dalam makalah itu. Pastikan bahwa kataganti yang Anda gunakan mempunyai rujukan yang jelas.
D. Periksalah ketepatan format catatan kaki, kutipan, dan tanda baca.
E. Periksalah bahwa kutipan yang Anda gunakan berfungsi untuk memenuhi salah satu tujuan berikut:
1. Menunjukkan bukti tentang apa yang telah dikatakan pengarang.
2. Menghindari penyajian yang keliru kalau Anda mengemukakan pendapat pengarang itu dengan kata-kata Anda sendiri.
3. Menghindari penulisan yang tak perlu ketika gagasan itu telah dinyatakan dengan baik oleh pengarangnya sendiri.
F. Periksalah ketepatan format tabel dan grafik yang Anda gunakan dalam makalah Anda. Pastikan bahwa semua tabel atau grafik yang Anda gunakan sudah jelas dengan sendirinya
G. Pastikan bahwa makalah Anda sudah jelas. Artinya pembaca bisa memahami maksud Anda dengan membaca makalah itu saja, tanpa Anda harus menjelaskannya lagi secara lisan.
f. Menyempurnakan makalah.
Read More..
Diposting oleh
ILHAM SYATA
di
21.56
0
komentar
Label: Umum