Saya dengan penuh keyakinan mengataka bahwa negeri kita sudah sangat makmur sekali.
Bagaimana tidak, ulama’-ulama’nya sudah sangat semangat menyikapi berbagai persoalan umat. Urusan sosial sudah tuntas, penghraman penggusuran sudah tuntas, hukum demo sudah jelas, fatwa tentang fikih sosial pokoknya selesai lah, sehingga mereka nharus cari bahan lain untuk difatwa. Setelah rokok jadi masalah,,ehada ulama’ MUI yg mengharamkan film.
Udah lihat klip video film “Perempuan Berkalung Sorban” ? . Di postingan ini kita bisa menyimak kontroversi yang menyertai film ini. Kontroversinya: Apakah film yang menceritakan seorang santriwati “pendobrak kemapanan” ini melecehkan Islam?
Bagaimana? Bagus, ‘kan? Kini, ayolah kita simak kontroversinya.
Imam Besar Istiqlal Serukan Boikot Film Perempuan Berkalung Sorban
JAKARTA (LampostOnline): Film Perempuan Berkalung Sorban menuai kontroversi. Film ini dinilai telah menyakiti umat Islam dan kalangan pesantren. Imam Besar Masjid Istiqlal Ali Mustafa Yaqub menyerukan agar film besutan sutradara Hanung Bramantyo ini diboikot.
“Saya malah menganjurkan tidak usah nonton aja. Selesai. Karena memang film ini akan dapat menimbulkan salah paham terhadap Islam dan terhadap pesantren,” kata Ali Mustafa Yaqub.
Perempuan Berkalung Sorban menceritakan perlawanan Anissa, seorang santriwati terhadap pengekangan perempuan di pesantren. Dalam film itu, Annisa berkata Islam tidak adil terhadap perempuan. Film menampilkan diskriminasi terhadap perempuan yang dilakukan ulama dengan dalih agama, seperti perempuan tidak boleh jadi pemimpin, perempuan tidak perlu berpendapat dan perempuan tidak boleh keluar rumah tanpa disertai muhrimnya.
Bagi Ali Mustafa Yakub yang juga menjadi Wakil Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), ada dua hal yang menyakitkan umat Islam dalam film itu. Pertama, pencitraan Islam yang sangat buruk. Seolah-olah Islam mengajarkan yang tidak sesuai perkembangan zaman, misalnya, seorang perempuan tidak boleh keluar rumah untuk belajar dan sebagainya sesuai dengan mahromnya dan sebagainya itu.
Kedua, penggambaran salah tentang pesantren. “Pencitraan tentang pesantren sangat disayangkan sekali, bahkan saya berani mengatakan itu bukan hanya merusak citra saja tapi memfitnah itu,” kata pemimpin Pondok Pesantren Daarus Sunna tersebut.
Tidak hanya memboikot, Ali Mustafa juga meminta film yang diangkat dari novel karya Abidah El Khaleiqy itu ditarik sementara dari peredaran untuk diperbaiki.
Hanung Siap Hadapi Kontroversi
JAKARTA, (PRLM).- Sutradara muda, Hanung Bramantya menyatakan siap menghadapi kontroversi seputar film terbarunya, “Perempuan Berkalung Sorban”.
”Saya sangat sadar ini sesuatu yang sensitif. Jadi mari kita lepaskan dulu film atau diskusi ini dari Islam atau juga pertentangan salaf dengan salaf atau salaf dengan modern. Mari kita bicara (konteks) manusia dengan manusia yang kebetulan di sini konteksnya adalah perempuan,” kata Hanung.
Hanung sebelumnya sukses menggarap film “Ayat Ayat Cinta” yang diangkat dari novel. Film “Perempuan Berkalung Sorban” hasil adaptasi dari novel.
Dalam film tersebut, Hanung banyak mengkritik kebijakan pesantren. Buku-buku yang akan dibaca santri, namun tidak sesuai ajaran pesantren, langsung dibakar. Padahal di novel karangan Abidah Al Khalieqy, tidak diceritakan hal semacam itu.
Abidah mengatakan, aksi bakar buku tidak ada dalam cerita. ”Dalam tradisi salafi (pembakaran buku) itu tidak ada, tetapi mungkin untuk efek dramatisasi, okelah,” paparnya.
Abidah sendiri mengatakan novel ini sejatinya dibuat sebagai upaya untuk memberdayakan kaum perempuan. Tapi ketika di tangan Hanung, novel ini tidak hanya menjadi `kampanye` memberdayakan kaum hawa saja. Tapi Hanung mampu memberikan cerita berkualitas dengan berbag
Mengenai Saya
Info BLog
You Like B.J Habibie
Fan Box
Jumat, 25 Desember 2009
WANITA BERKALUNG SORBAN
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar